Di antara tiga pilar penting masyarakat ASEAN yang telah
disepakati oleh negara-negara anggota ASEAN adalah pilar Masyarakat Ekonomi
ASEAN. Bersama dengan dua pilar lain seperti Masyarakat Keamanan ASEAN dan
Masyarakat Sosial Budaya ASEAN, pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadi sangat
strategis bagi eksistensi dan masa depan ASEAN. Fakta menunjukkan bahwa 650
juta penduduk bumi berada di ASEAN dan produk domestik bruto ASEAN pada tahun
2021 mencapai USD 3.3 triliun (Sumber: asean2023.id). Ini artinya, ASEAN
merupakan kawasan ekonomi terbesar kelima di dunia sehingga menjadikan ASEAN
sebagai kawasan yang sangat krusial bagi negara-negara di dunia.
Berangkat dari realitas ini,
Indonesia sebagai pemegang keketuaan ASEAN 2023 telah berhasil memprakarsai
satu hal penting di bidang ekonomi yang kemudian disepakati oleh negara-negara
ASEAN dalam KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada 10-11 Mei
2023 lalu berkenaan dengan penguataan implementasi transaksi mata uang lokal
dan konektivitas pembayaran digital antarnegara ASEAN.
Sumber gambar: asean2023.id |
Berdasarkan konsensus tersebut,
penulis memandang dimulainya konektivitas pembayaran regional ASEAN adalah
keniscayaan di tengah kondisi dunia yang memasuki era disrupsi dan percepatan
digital. Penulis mendukung penuh berlakunya sistem pembayaran digital
antarnegara ASEAN dan berharap inisiatif baik ini dapat segera terlaksana serta
menjangkau seluruh masyarakat ASEAN di 11 negara anggotanya (Indonesia,
Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, Vietnam, Laos, Myanmar,
Kamboja, Timor Leste).
Penulis sangat mengapresiasi langkah
maju Bank Indonesia (BI) yang telah merintis sistem pembayaran digital berbasis quick response (QR) code dengan bekerja sama dengan
pemerintah Thailand. BI sukses menjalin kerja sama dengan Bank Sentral Thailand
dalam mewujudkan konektivitas pembayaran digital sehingga sangat berdampak
positif bagi warganegara dari kedua negara yang sedang berada di luar negeri.
Mereka dapat melakukan transaksi secara efektif dan efisien. Wujud paktiknya,
warga negara Thailand yang sedang berada di Indonesia tidak perlu lagi repot
menukar uang atau mengeluarkan uang tunai saat akan melakukan aktivitas
pembayaran. Begitupula dengan warga negara Indonesia yang berada di Thailand
tidak perlu lagi menukar rupiah dengan baht saat akan membayar sesuatu dari apa
yang dibelinya di negeri gajah putih tersebut. Inilah keunggulan dari
pembayaran digital: praktis, mudah, aman, nyaman, dan tidak ribet. Sayangnya
hal ini baru terlaksana antara Indonesia-Thailand dan belum berlaku di semua
negara anggota ASEAN.
Sehubungan dengan hal ini, penulis
perlu menuliskan sebuah harapan agar hal positif yang sudah dilakukan
Indonesia-Thailand segera dilaksanakan secara holistik di seluruh negara
anggota ASEAN sehingga cita-cita besar akan terwujudnya integrasi ekonomi ASEAN
yang menyeluruh perlahan tapi pasti dapat kita nikmati bersama. Keinginan
politik untuk mewujudkan regional
payment connectivity sudah ada, para pemimpin negara ASEAN sudah
menyetujui akan hal tersebut. Sekarang yang belum adalah concrete action dari para pemangku
kepentingan negara-negara ASEAN. Kita harapkan, dalam waktu yang tidak lama
lagi, iktikad baik ini terejawantah dengan nyata. Jika hal ini terimplementasi
maka yang menang dan diuntungkan adalah masyarakat ASEAN. Mereka akan semakin
terbantu, semakin terkoneksi dengan masyarakat ASEAN lainnya, dan yang
terpenting adalah kesinambungan pertumbuhan ekonomi ASEAN akan terus terjaga
sehingga kesejahteraan masyarakat ASEAN semakin tumbuh serta berkesinambungan.
Untuk mewujudkan konektivitas
pembayaran kawasan ASEAN sebagai kesepakatan penting yang telah diratifikasi
oleh para pemimpin negara ASEAN, Bank Indonesia (BI) hemat penulis dapat
menjadi leading sector yang
kita harapkan dapat memfasilitasi negara-negara ASEAN lain untuk mempercepat
layanan pembayaran digital antarnegara ASEAN. Hal ini sangat beralasan karena
saat ini Indonesia adalah Ketua ASEAN 2023 dan Indonesia juga sebagai pelopor
gagasan regional payment connectivity bersama
Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina (ASEAN-5). Indonesia dapat merangkul
Bank Sentral Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dalam melakukan fasilitasi
tersebut. Sinergitas BI dengan bank sentral negara-negara ASEAN pelopor
terwujudnya konektivitas pembayaran digital kawasan akan menjadi motor
pengggerak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN. Penulis optimis, dengan
kerja sama yang baik, dengan kebulatan tekad untuk memajukan perekonomian
ASEAN, Indonesia akan sukses menjadikan ASEAN sebagai lokomotif pertumbuhan
ekonomi kawasan dan bahkan dunia.
Sebagai bagian dari masyarakat
ASEAN, penulis berkeyakinan dalam waktu dekat, semua masyarakat ASEAN akan
menikmati layanan pembayaran digital yang menyeluruh. Ke manapun masyarakat
ASEAN mau melancong, singgah, dan melakukan aktivitas jual, beli, investasi di
negara ASEAN, tidak perlu lagi repot, tidak perlu lagi antre, tidak perlu
merasa insecure karena semua
negara ASEAN terintegrasi dalam sistem pembayan digital bersama. Cukup berbekal smartphone atau telepon pintar
masyarakat ASEAN dapat melakukan transaksi pembayaran di manapun mereka berada
dan kapan pun mereka mau. Mereka tinggal memindai kode pembayaran yang diminta
dan bank sentral negara-negara ASEAN bertanggung jawab menjamin keamanan
transaksi pembayaran yang dilakukan masyarakat ASEAN. Kita harapkan dengan
percepatan pemberlakuan ASEAN digital
payment system secara menyeluruh di semua negara anggota ASEAN ini
menjadi langkah nyata dalam mewujudkan integrasi ekonomi masyarakat ASEAN yang
semakin maju. Semoga!
0 Response to "Mewujudkan Akselerasi Pemberlakuan ASEAN Digital Payment System secara Holistik"
Post a Comment