Catatan Tiga Tahun Perang Rusia-Ukraina | Paradigma Bintang

Catatan Tiga Tahun Perang Rusia-Ukraina

Per hari ini, Senin, 24 Februari 2025, perang Rusia-Ukraina genap berlangsung tiga tahun. Pertanyaannya, akankah perang ini segera berakhir? Hilal atau tanda berakhirnya perang mematikan antara dua negara yang pernah bersatu dalam imperium Uni Soviet ini perlahan mulai tampak yang ditandai dengan adanya inisiatif baik dari pihak-pihak seperti Rusia, Amerika Serikat—keduanya anggota DK PBB yang sangat memiliki pengaruh kuat menentukan peta politik dunia—beberapa waktu lalu mulai merundingkan penyelesaian perang. Dimulai dengan adanya komunikasi antara Presiden ke-47 AS Donald Trump yang menelpon Presiden Rusia Vladimir Putin guna membuka percakapan tentang solusi penyelesaian perang Rusia—Ukraina. Perbincangan kedua pemimpin kemudian berlanjut dengan diadakannya diplomasi resmi antara perwakilan Rusia-Amerika Serikat di Arab Saudi untuk menegosiasiakan peta jalan penyelesaian perang . Setidaknya ini adalah isyarat baik bahwa di tahun ketiga, perang Rusia-Ukraina akan segera berakhir. Namun demikian, iktikad baik Rusia-Amerika Serikat direspon sinis oleh Ukraina yang merasa tidak dilibatkan lantaran tidak ada perwakilan pihak Ukraina yang diundang ikut serta dalam proses perundingan.

Catatan Tiga Tahun Perang Rusia-Ukraina
Sumber: CNN

Presiden Ukraina Zelensky secara terbuka menyatakan, negaranya tidak akan menerima apapun hasil perundingan AS-Rusia jika Ukraina tidak dilibatkan. Hal ini kemudian berdampak terhadap terjadinya ketegangan antara Zelensky dan Trump. Keduanya lalu terlibat saling serang, Zelensky menyebut Trump telah diselimuti disinformasi Rusia akibat pernyataan Trump yang menyebut Ukraina yang memulai perang dengan Rusia karena Ukraina memprovokasi Rusia dengan ngotot ingin menjadi anggota pakta pertahanan NATO dan hal tersebut tidak dikehendaki Rusia. Pernyataan Zelensky kemudian dibalas Trump dengan menyebut dirinya sebagai diktator, penguras uang AS, dan presiden yang buruk. Sadar bahwa posisi Ukraina semakin melemah, setelah ketegangannya dengan Trump mencuat ke permukaan, Zelensky mulai melunak dengan bersedia merancang perjanjian dengan Amerika Serikat guna mempererat hubungan AS-Ukraina yang salah satu isinya adalah mengizinkan AS mendapat akses ke cadangan mineral—tanah jarang Ukraina seperti nikel, grafit, litium, galium, titanium, indium.

Hal ini sebagai kompensasi atas dana ratusan miliaran dollar AS yang telah dikelurakan negeri Paman Sam tersebut dalam mendukung pertahanan Ukraina melawan Rusia di masa pemerintahan Joe Biden. Meski secara eskplisit, Ukraina tampak keberatan dengan inisiatif penyelesaian perang yang dilakukan AS karena AS tampak tidak akan mendukung tuntutan Ukraina agar wilayah teritori Ukraina dikembalikan kepada perbatasan sebelum pecahnya perang dengan Rusia tahun 2014 di mana pada waktu itu—Rusia berhasil mencaplok Crimea—kini Ukraina sepertinya tidak punya daya menolak bujuk  Presiden Trump agar Zelensky-Putin bersatu sehingga perang benar-benar segera dapat diakhiri. Konsekuensinya, Ukraina kemungkinan besar harus rela kehilangan wilayah teritorinya seperti Luhansk, Donetsk, Kherson, Kharkiv, Mykolaiv, Zaporizhzhia lepas ke tangan Rusia. Berdasarkan data, semenjak operasi militer khusus diluncurkan Presiden Putin pada 24 Februari 2022 hingga kini Rusia telah menguasai 68.050 kilometer persegi wilayah Ukraina. Berdasarkan analisis CNN, selama tiga tahun perang berkecamuk, Ukriana telah kehilangan 11 persen wilayah kedaulatannya. Jika tidak, perang akan terus berkecamuk, kehancuran, kerusakan, dan korban jiwa akan terus berjatuhan. Ukraina tinggal memilih, perang berakhir atau sebaliknya?


0 Response to "Catatan Tiga Tahun Perang Rusia-Ukraina"

Post a Comment