Antara Biden, Trump, Kamala Harris, dan Pilpres AS 2024 | Paradigma Bintang

Antara Biden, Trump, Kamala Harris, dan Pilpres AS 2024

Setelah melalui debat perdana kandidat capres Amerika Serikat 2024 melawan mantan Presiden Donald Trump pada 27 Juni 2024 dengan beberapa catatan minus, Presiden petahana Joe Biden yang sedang dirawat akibat Covid-19 memutuskan mundur dari pertarungan Pilpres AS 2024 pada 21 Juli 2024. Keputusan Biden untuk mundur sebagai kandidat capres AS ini sontak membuat heboh jagat politik Amerika Serikat. Hal ini karena Biden merupakan presiden AS berstatus petahana pertama yang  menyatakan mundur dari pencalonan sebagai capres untuk periode kedua semenjak Presiden Lyndon Johnson yang juga menyatakan mundur dari kandidasi pada Maret 1968.

Antara Biden, Trump, Kamala Harris, dan Pilpres AS 2024
Sumber gambar: vidio/kompas tv

Kemunduran Biden dari gelangggang pilpres AS 2024 terjadi selang delapan hari pascapenembakan yang nyaris menewaskan capres Partai Republik Donald Trump saat ia melakukan kampanye politik di Pennsylvania pada 13 Juli 2024. Mundurnya Biden dapat dipahami sebagai langkah rasional yang telah Biden lakukan mengingat kondisinya yang tidak lagi prima (usia 81 tahun) dan sangat mengkhawatirkan jika terus dipaksakan bertarung melawan Donal Trump  yang  cenderung agresif dalam setiap kampanye politiknya.

Pengalaman dalam debat perdana melawan Donald Trump beberapa waktu lalu menunjukkan betapa secara penampilan, Joe Bidan memang di bawah Trump. Biden tampak berbicara terbata-bata, ia juga tidak dapat melawan serangan-serangan Trump bahkan ia sendiri mengakui bahwa penampilannya berdebat dengan Trump kacau. Realitas seperti ini tak pelak membangkitkan kritik publik dan membuat resah Partai Demokrat, partai pengusung Biden bahwa jika dipaksakan tetap maju, peluang Biden untuk mengalahkan Trump pada Pilpres AS 2024 tergolong kecil.

Ironisnya, beberapa waktu setelah setelah penampilan debatnya  disorot publik, Biden rupanya masih percaya diri akan tetap maju menjadi capres Partai Demokrat melawan Trump—bahkan ia mengklaim hanya Tuhan yang dapat menghentikan dirinya dari pencalonan dan kontestasi Pilpres AS 2024. Dan benar saja, momentum tepat kemudian datang, pada 17 Juli 2024 Biden positif terjangkit Covid-19 sehingga ia harus membatalkan kampanye politik dan harus melakukan isolasi diri. Empat hari setelah menjalani masa perawatan tersebut, melalui akun resmi X Twitternya, Biden menyatakan mundur dan mendorong Kamala Harris, Wakil Presidennya menggantikan posisinya sebagai capres.

Kini Biden tidak lagi menjadi capres Partai Demokrat usai pengunduran dirinya. Pertanyaannya, siapakah yang layak diusung Partai Demokrat sebagai capres penggganti Biden? Apakah Kamala Harris atau ada sosok lain yang layak dimajukan oleh Partai Demokrat? Jawabannya, patut dinantikan. Berbekal dukungan dan rekomendasi Joe Biden, Kamala Harris yang saat ini menjadi Wakil Presiden perempuan pertama optimis diusung Partai Demokrat dan dapat mengalahkan Trump pada Pilpres AS 5 November 2024 mendatang. Namun demikian, di internal Partai Demokrat, tokoh sentral partai tersebut seperti Barack Obama dan Nency Pelocy belum bahkan enggan mendukung Kamala Harris. Obama misalnya secara terbuka menyatakan ingin kandidat capres pengganti Biden direkrut secara terbuka. Hal ini tampak dalam pernyataan tertulis Obama sebagaimana dikutip media mainstream The York Times seperti berikut.

“Kita akan mengarungi perairan yang belum dipetakan dalam beberapa hari ke depan. Namun saya memiliki keyakinan yang luar biasa, bahwa para pemimpin partai kami akan dapat menciptakan sebuah proses, yang darinya akan muncul calon yang luar biasa.”

Dalam perkembangannya, Barack Obama dan istrinya Michelle Obama kemudian memberikan kejutan dengan menelpon Kamala Harris untuk mengabarkan bahwa The Obama mendukung pancalonan Kamala Harris menggantikan Joe Biden di Pilpres 2024. Dengan begini, peluang Kamala Harris maju sebagai capres Partai Dmokrat semakin besar.

Dan meski belum resmi diusung Partai Demokrat dan akan menentukan sosok capres definitif pengganti Biden melalui konvensi Partai Demokrat yang akan dilaksanakan pada 19—22 Agustus 2024, Kamala Harris mulai berkampanye dan mencoba meyakinkan publik bahwa ia layak serta mampu menggantikan Biden menjadi capres Partai Demokrat. Sejauh ini, tokoh Partai Demokrat yang secara terbuka mendukung Kamala Harris hanyalah mantan Presiden Bill Clinton dan istrinya Hillary Clinton.

Beberapa hari mendatang akan menjadi hari-hari mendebarkan bagi Kamala Harris, Partai Demokrat dan Pilpres AS 2024. Akankah suasana Pilpres 2016 di mana pada waktu itu Partai Demokrat untuk pertama kalinya mengusung Hillary Clinton—kader perempuan pertama sebagai capres mereka—melawan capres Partai Republik Donald Trump yang kemudian dimenangkan Trump dengan selisih angka elektoral yang sangat jauh (306 untuk Trump vs 232 untuk Hillary)—terulang kembali pada Pilpres AS 2024—ketika pada akhirnya Partai Demokrat memutuskan mengusung Kamala Harris sebagai capres mereka? 

Sebagai informasi, merespon pengunduran diri Joe Biden dan rekomendasi Biden untuk mendukung Kamala Harris sebagai penggantinya, Donald Trump beberapa waktu lalu sempat sesumbar bahwa jika ia harus melawan Kamala Harris pada Pilpres 5 November 2024, maka ia merasa Kamala Harris adalah sosok yang lebih mudah untuk ia kalahkan daripada sosok Biden sendiri. Apapun itu, dinamika politik Amerika Serikat menuju hari H pemilu presiden masih sangat cair. Segala kemungkinan masih bisa terjadi, Partai Demokrat juga belum memastikan siapa sosok yang akan mereka dukung. Masing-masing kubu seperti Donald Trump, Kamala Harris memiliki waktu, peluang dan kesempatan yang sama untuk melakukan kerja-kerja politik, meyakinkan rakyat Amerika Serikat bahwa dirinya layak memimpin Amerika Serikat menggantikan Joe Biden yang dipastikan akan pensiun pada 20 Januari 2025. Selebihnya biarlah waktu yang menjawab.


0 Response to "Antara Biden, Trump, Kamala Harris, dan Pilpres AS 2024"

Post a Comment