Persaingan ketat bakal calon presiden
menjelang dua bulan pembukaan pendaftaran bacapres-bacawapres 2024 tampak
semakin seru untuk diikuti. Elektabilitas kandidat bacapres menunjukkan
dinamika yang menarik untuk ditelaah. Ada yang turun, ada yang naik, dan ada
yang kejar-kejaran. Berdasarkan survei terbaru yang dikeluarkan oleh lembaga
riset politik Indikator pada 18 Agustus 2023 lalu, publik dapat melihat tren
elektabilitas tiga bacapres unggulan yang relatif bergerak dinamis. Berdasarkan
survei yang dilakukan pada rentang waktu 15−21 Juli 2023, dalam simulasi
tiga nama tokoh bacapres unggulan (Ganjar, Prabowo, Anies), tingkat
keterpilihan Ganjar Pranowo mengalami penurunan menjadi 35,2 persen dari yang
sebelumnya 35,7 persen. Adapun elektabilitas Prabowo Subianto juga mengalami penurunan
menjadi 33,2 persen dari yang sebelumnya 36,8 persen. Sementara elektabilitas
Anies Baswedan mengalami kenaikan menjadi 23,9 persen dari sebelumnya 21,5
persen. Kesimpulan dari temuan ini, elektabilitas Ganjar dan Prabowo turun dan
elektabilitas Anies naik. Namun begitu, klasemen elektoral mengalami perubahan.
Ganjar menduduki posisi puncak elektoral dan berhasil menyalip Prabowo,
sementara Anies tetap di urutan ketiga. Hasil temuan ini menegaskan bahwa
Pilpres 2024 kemungkinan besar akan berlangsung dua putaran dan yang berpotensi
lolos ke putaran kedua adalah Ganjar dan Prabowo.
Sumber gambar: Pemprov Jateng |
Lebih lanjut, berdasarkan temuan
Indikator−jika
Pilpres 2024 mempertemukan dua sosok yang saling bertarung─hasilnya
berkebalikan dengan hasil simulasi tiga kandidat. Persisnya, jika Ganjar
berhadapan dengan Prabowo hasilnya
Ganjar memperoleh 40,9 persen dan Prabowo memperoleh 49,5 persen. Sementara jika Prabowo berhadapan dengan
Anies, hasilnya Prabowo memperoleh 56,2 persen dan Anies memperoleh 29,6
persen. Adapun jika Ganjar berhadapan dengan Anies, hasilnya Ganjar memperoleh
52,5 persen dan Anies memperoleh 35,7 persen.
Temuan ini menguatkan hasil-hasil
survei sebelumnya bahwa Pilpres 2024 berpotensi ketat, sengit, dan dahsyat
karena tidak ada sosok bacapres yang bisa meraih suara 50 persen lebih sehingga
pilpres harus ditutup dengan partai final atau babak pamungkas untuk menentukan
sosok presiden terpilih yang berhak mendapat mandat rakyat. Berdasarkan temuan survei,
Prabowo diprediksi unggul jika Pilpres 2024 berlangsung dua putaran. Mengingat surrvei
ini dilakukan sebelum bergabungnya Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Amanat
Nasional (PAN), dan Partai Golkar dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR)
yang dibangun Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa dalam mendukung
Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden 2024. Maka, jika survei kembali diadakan
setelah PBB, Golkar, dan PAN resmi mendukung Prabowo, prediksinya peluang Prabowo
semakin menguat meski banyaknya jumlah partai pendukung bukan jaminan
kemenangan bagi siapa pun kandidat calon yang bertarung.
Ini hanya temuan sementara dan tidak berarti peluang Ganjar pasti kalah jika harus berhadapan dengan Prabowo. Politik adalah hal yang sangat misteri dan sukar diprediksi, maka pekerjaan rumah terbesar bagi Ganjar dan timnya dari saat ini adalah menerapkan stategi politik yang efektif menggaet dukungan elektoral dari para pemilih. Hemat penulis, selama ini Ganjar sudah bekerja keras melakukan kerja-kerja politik untuk mendulang suara, hanya ada hal yang perlu menjadi catatan─Ganjar belum menunjukkan greget politik yang betul-betul optimal. Gagasan dan visi besar Ganjar belum begitu tampak. Padahal rival politik Ganjar seperti Anies Baswedan dan Prabowo Subianto sudah mulai agresif melancarkan aksi politiknya. Harapannya, Ganjar bisa lebih greget lagi, lebih agresif lagi, hal-hal populis seperti bersatu dengan rakyat, tidur di rumah warga, nimbrung dengan anak-anak generasi Z dan milenial harus terus pertahankan, jangan mau kalah dengan gagasan Revolusi Mental, BBM Satu Harga, Poros Maritim Dunia.
0 Response to "Ganjar Berhasil Menyalip Prabowo dan PR Besar Setelahnya"
Post a Comment