Menjelang dua bulan pembukaan
pendaftaran calon presiden-calon wakil presiden tahun 2024, kondisi politik
nasional semakin menunjukkan kejelasan dan kepastiannya. Peta politik tentang siapa
berkoalisi dengan siapa dan akan melawan siapa kini semakin terang benderang.
Terbaru, Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) secara
resmi mendeklarasikan dukungan politik mereka kepada Prabowo Subianto sebagai
bakal calon presiden 2024 pada Minggu, 13 Agustus 2023 di Museum Perumusan
Naskah Proklamasi. Praktis, dengan bergabungnya PAN dan Golkar kini Prabowo Subianto
sudah didukung oleh lima parta politik setelah sebelumnya Partai Gerindra, Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Bulan Bintang (PBB) telah mendeklarasikan
dukungan mereka kepada Prabowo. Ini artinya, Prabowo Subianto sudah mengantongi
tiket pencapresan 2024 dengan didukung kekuatan politik parlemen sebanyak 46,09
persen atau 265 kursi DPR RI.
Sumber gambar: kompas.com |
Tambahan dukungan politik dari Golkar
dan PAN terhadap Prabowo ini tentu akan memperkuat tujuan politik Gerindra, PKB, dan PBB dalam memenangkan Pilpres 2024 dengan Prabowo sebagai presidennya. Dengan begini,
bisa dipastikan bahwa harapan PDI-P
untuk menambah rekan partai koalisi dari partai parlemen dalam upaya menyukseskan
pencapresan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 sudah tertutup. Semua partai
parlemen nonkoalisi PDI-P sudah memiliki bacapres jagoannya masing-masing
seperti Partai Demokrat, Nasdem, dan PKS yang sudah mendeklarasikan Anies
Baswedan sebagai bacapres dari koalisi mereka yang diberi nama Koalisi
Perubahan untuk Persatuan. PDI-P hanya bisa berharap adanya tambahan rekan
koalisi baru dari partai nonparlemen seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI),
Partai Kebangkitan Nasional (PKN), Partai Gelora, dan sebagainya. Itupun kalau
parta-partai nonperlemen tersebut berminat melakukan kerja sama politik dengan
PDI-P.
Sebelumnya, pada Juni 2023, PAN
melakukan penjajahan politik dengan mengunjungi Kantor DPP PDI-P dengan harapan
ada kesamaan visi politik terkait Pilpres 2024. Kunjungan silaturahmi PAN pada
saat itu diakhiri dengan narasi dari Ketum PDI-P Megawati Sukarnoputri agar
PAN melakukan diskusi internal terkait kemungkinan mendukung pencapresan Ganjar.
Lebih lanjut, PDI-P melalui kader terasnya Puan Maharani aktif berkomunikasi
dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto serta Ketum PKB Muhaimin Iskandar dengan
harapan dapat bermitra dalam memenangkan Ganjar di Pilpres 2024. Dan kini
semuanya sudah tersingkap secara jelas bahwa PAN dan Golkar ternyata tidak berminat
berkoalisi dengan PDI-P di Pilpres 2024. Mereka lebih percaya diri mengusung
Prabowo Subianto yang diyakini sebagai sosok yang tepat memimpin Indonesia pada
periode 2024-2029. Mereka lebih nyaman bekerja sama dengan Prabowo yang mereka
nilai memiliki kapabilitas melanjutkan kepemimpinan nasional setelah Jokowi
purna tugas.
Setelah resmi didukung empat
partai politik parlemen plus Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza
Mahendra, lantas bagaimana peluang kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024?
Hemat penulis, peluang Prabowo menjadi pemenang di Pilpres 2024 semakin terbuka
lebar. Dukungan empat partai politik (Gerindra, PKB, Golkar, PAN) parlemen yang notabene
merupakan partai besar koalisi pemerintah ditambah PBB tentu sangat berdampak positif terhadap kerja-kerja
pemenangan Prabowo sebagai capres. Mesin-mesin politik Prabowo semakin banyak, barisan
pendukung Prabowo semakin kuat, dan beban kerja politik pemenangan Prabowo
semakin ringan. Lima partai politik pendukung Prabowo sudah pasti akan
habis-habisan memenangkan Prabowo.
Sebagai gambaran, dengan tanpa
dukungan resmi Golkar dan PAN, elektabilitas Prabowo Subianto menurut beberapa
lembaga survei seperti LSI dan Indikator yang dirilis beberapa waktu lalu selalu
berada di puncak mengungguli Ganjar Pranowo di urutan kedua dan Anies Baswedan
di urutan ketiga. Data persisnya menurut survei indikator adalah 36,8 persen
Prabowo, 35,7 persen Ganjar, 21,5 persen Anies. Bahkan jika harus head
to head dengan Ganjar atau Anies, Prabowo selalu leading alias unggul
signifikan. Hal ini sebagaimana data survei yang dirilis oleh lembaga riset
Indikator pada 23 Juli 2023 lalu yang menunjukkkan bahwa jika dihadapkan dengan
Ganjar Prabowo unggul di angka keterpilihan 49 persen sementara ganjar di angka
keterpilihan 40,9 persen. Dan jika dihadapkan dengan Anies, Prabowo jauh lebih
unggul dengan angka elektabilitas 56,2 persen sementara Anies di angka
elektabilitas 29,6 persen.
Temuan ilmiah dari riset elektoral dari Indikator ini menunjukkan bahwa potensi dan peluang Prabowo untuk memenangi Pilpres 2024 sangatlah besar. Apalagi kini Prabowo sudah resmi memiliki lima kekuatan partai politik yang siap menyukseskan Prabowo menjadi Presiden ke-8. Rasanya, peluang Prabowo di Pilpres 2024 semakin di atas angin. Beberapa waktu ke depan pasti akan keluar survei-surrvei terbaru tentang elektabilitas para bakal capres 2024. Penulis memprediksi eletabilitas Prabowo akan semakin moncer dan meningkat. Ini artinya, baik Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan sudah saatnya berpikir dan bekerja super ekstra mengejar ketertinggalan dari Prabowo Subianto. Semakin hari, hari H pemilihan semakin mendekat, hanya dengan strategi politik yang efektif dan komunikasi politik yang jitu, ketertinggalan elektabilitas dari Prabowo dapat dikejar. Politik memang sangat dinamis, enam bulan menjelang 14 Februari 2024 segala kemungkinan masih bisa terjadi. Mari kita nantikan kejutan-kejutan berikutnya setelah PAN dan Golkar sepakat mendukung Prabowo. Akankah Ganjar dan Anies bisa mengejar elektabilitas Prabowo atau malah Prabowo semakin tidak terkejar? Menarik untuk terus diikuti.
0 Response to "Analisis Peluang Prabowo Subianto setelah Adanya Deklarasi Dukungan dari Golkar dan PAN"
Post a Comment