Tiga bulan menjelang pembukaan pendaftaran
kandidat peserta Pilpes 2024, calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo
Subianto menunjukkan tren elektabilitas atau peluang keterpilihan yang semakin
positif. Terbaru, berdasarkan rilis survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
Denny JA, temuan mereka menempatkan sosok Prabowo Subianto sebagai bakal capres
yang menempati urutan teratas dengan tingkat elektabilitas 34,3 persen disusul
Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan angka elektabilitas 32,7 persen serta
Anies Baswedan di posisi ketiga dengan elektabilitas 22,1 persen. Bagi penulis,
hal ini tidak terlalu mengejutkan karena hasil survei beberapa lembaga riset
politik pada periode sebelumnya juga menempatkan nama Prabowo di posisi pertama
bersaing ketat dengan capres dari PDI-P Ganjar Pranowo.
Sumber gambar: kompas.com |
Jika elektabilitas Pabowo yang
selalu unggul dari Ganjar dan Anies terus terjaga, maka hasil Pilpres 2024
kemungkinan tidak jauh dari kondisi riil saat ini. Meningkatnya elektabilitas
Prabowo tentu tidak lepas dari strategi politik yang dirancang dan dieksekusi dengan
baik oleh Prabowo dan timnya. Salah satu strategi tersebut adalah dengan
melakukan kampanye politik tempel, bukan rahasia lagi jika baliho, billboard
bergambar kebersamaan Prabowo dan Presiden Jokowi masif di pasang di
tempat-tempat strategis di kota-kota besar Indonesia. Prabowo dan timnya sadar
betul kalau kekalahannya sebanyak dua kali dari Presiden Jokowi karena mantan Wali
Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta tersebut memang layak menang dan pesona
dirinya patut dijadikaan sandaran menuju Pilpres 2024. Menempel pada
keberhasilan dan pengalaman kerja sama erat dengan Presiden Jokowi di pemerintahan
selama empat tahun terakhir adalah taktik jenius yang dipilih Prabowo bersama
tim. Aplagi tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja pemerintahan Presiden
Jokowi di atas 75 persen bahkan pernah sampai angka 82 persen. Pastinya pengaruh
politik Presiden Jokowi begitu tinggi di kalangan rakyat pemilik hak pilih.
Hal ini juga tentu berpengaruh
positif terhadap kandidat capres yang dekat dan lengket dengan Presiden Jokowi.
Tidak hanya mengandalkan politik tempel melalui pemasaran politik “Menang Bersama
untuk Indonesia Raya” yang dipermanis dengan visual Presiden Jokowi-Prabowo, selalu
mengakui keberhasilan kepemimpinan Presiden Jokowi, menyampaikan komitmen akan
melanjutkan prrogram-program pemerintahan yang telah dirintis Presiden Jokowi, langkah
persuasi Prabowo yang sering bertatap muka, melakukan dialog langsung empat
mata dengan Presiden Jokowi belakangan menyiratkan isyarat endorsement
politik Presiden Jokowi yang begitu dalam pada sosok Prabowo. Alhasil, relawan-relawan
garis keras Presiden Jokowi banyak yang pindah haluan mendukung Prabowo. Bahkan
meminjam pernyataan Ketua Relawan Projo Budi Arie dalam sebuah kesempatan, ia secara
eksplisit menyatakan bahwa persentase dukungan Projo 60 persen buat Prabowo dan
40 persen buat Ganjar.
Fenomena ini kemudian diikuatkan
dengan temuan hasil survei LSI Denny JA sebagaimana telah penulis paparakan di
atas. Bahwa memang kecendrungannya, dukungan publik terhadap Prabowo Subianto
semakin menguat sehingga tingkat keterpilihannya dalam Pilpres 14 Februari 2024
mendatang menjadi naik menyalip Ganjar dan Anies. Pilpres memang masih tujuh
bulan lagi dari tulisan ini dibuat. Namun, jika tren elektabilitas Prabowo
tujuh bulan mendatang konsisten berada di atas Ganjar dan Anies, maka jikapun Pilpres
2024 harus berlangsung dua putaran karena pada pilpres pertama belum ada capres
yang mencapai perolehan suara 50 persen lebih, penulis meyakini Prabowo akan
melaju ke putaran kedua dan di putaran final Pilpres 2024 siapa pun lawannya
Prabowo yang kemungkinan besar keluar sebagai pemenang. Ini hanya sebatas
analisis, semoga saja salah, selebihnya mari kita nantikan bersama 14 Februari
2024.
0 Response to "Politik Tempel ala Prabowo dan Peluang Kemenangannya di Pilpres 2024"
Post a Comment