Dinamika politik nasional menuju
Pilpres 2024 semakin cair. Hal ini tidak lain karena semakin dinamisnya bandul
politik yang dimainkan oleh aktor-aktor politik yang kemudian berdampak terhadap
semakin ketatnya peta persaingan para bakal capres yang akan bertarung dalam
Pilpres 2024. Jika selama beberapa bulan terakhir tingkat persaingan elektoral
para figur yang akan maju dalam gelanggang Pilpres 2024 dua besarnya selalu
didominasi oleh Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan selalu
di peringkat tiga besar, kali ini ceritanya berbeda.
Sumber gambar: kompas.com |
Berdasarkan hasil survei terbaru
dari Indikator Politik Indonesia di mana mereka telah melakukan riset ihwal Peta
Elektoral Pemilu Presiden, Pemilu Legislatif dan Pilkada di Jakarta 2024 dari 24
Februari - 3 Maret 2023 dan dirilis pada 11 Mei 2023, didapat temuan bahwa elektabilitas
Anies Baswedan di kalangan pemilih ibu kota DKI Jakarta melejit tajam ke angka
42 persen meninggalkan Ganjar Pranowo (33,2 persen) dan Prabowo Subianto (16,6 persen).
Meski yang diteliti oleh lembaga riset Indikator Politik hanya tingkat
keterpilihan bakal capres di DKI Jakarta bukan skala nasional, namun, perlu
diiingat, DKI Jakarta adalah barometer politik nasional yang sangat menentukan
bagi percaturan politik Tanah Air. Tidak ada ruginya mengambil pelajaran dari
hasil riset mereka.
Berdasarkan temuan Indikator
tersebut, sudah saatnya baik Ganjar dan Prabowo bersama timnya melakukan evaluasi
untuk menentukan langkah-langkah strategis menghadapi Pilpres 2024. Meski pendaftaran
capres-cawapres masih Oktober 2023 dan hari-H pencoblosan Februari 2024, tidak
ada salahnya Prabowo dan Ganjar yang tidak lain adalah sosok yang
digadang-gadang menjadi penerus pemerintahan Jokowi mulai melakukan manuver
politik yang memukau. Jika Anies Baswedan beberapa waktu lalu mulai berani mengeluarkan
jurus politiknya dengan terang-terangan mengkritik kebijakan pemerintahan
Jokowi terkait subsisi kendaraan listrik yang dinilai tidak tepat dalam
mengurangi polusi lingkungan, maka apa kira-kira yang coba ditawarkan Ganjar
dan Prabowo sebagai kandidat capres 2024? Saatnya bagi Ganjar dan Prabowo menebar
gagasan dan idealisme agar elektabilitas mereka tidak tergerus oleh
elektabilitas Anies Baswedan yang sudah menawarkan visi satu kesemakmuran jika
kelak ia terpilih menjadi presiden.
Tak pelak, elektabilitas Anies semakin
hari semakin moncer. Mengapa hal ini terjadi? Tingkat keterpilihan Anies meningkat
drastis? Jawabannya, karena Anies sudah mulai menawarkan visi misinya sementara
kandidat capres yang lain masih terkesan normatif dan bermain aman. Masih ada
waktu yang relatif cukup panjang bagi Ganjar dan Prabowo untuk mengejar
ketertinggalan dari Anies. Kuncinya, segera perkenalkan program kerja, gagasan
segar, jangan sekadar menyatakan jika terpilih menjadi presiden kedelapan RI akan
komitmen melanjutkan program-program pemerintahan Presiden Jokowi. Sungguh, hal
tersebut tidak cukup. Panggung politik nasional butuh lebih dari itu.
Masyarakat Indonesia semakin hari
semakin cerdas, mereka sudah bisa menilai mana pemimpin yang memiliki visi misi
dan platform kerja yang menjanjikan bagi kemajuan bangsa dan mana yang hanya
mau cari aman serta biasa-biasa saja. Seperti yang pernah saya tuliskan
sebelumnya, panggung Pilpres 2024 berpotensi berlangsung menarik, seru dan
seksi karena masing-masing kandidat capres memiliki tingkat intelektualitas dan
penguasaan panggung serta kemampuan retorika di atas rata-rata. Tinggal pertanyaannya
sekarang, apakah Ganjar dan Prabowo benar-benar bisa memaksimalkan kapasitas
yang dimiliki untuk mengimbangi manuver politik yang telah dilakukan oleh Anies
Baswedan. Saatnya mengejar elektabilitas Anies dengan menebar gagasan konkret.
0 Response to "Elektabilitas Anies Melejit, Peringatan Penting bagi Ganjar dan Prabowo"
Post a Comment