Saat saya masih berstatus
sebagai karyawan di suatu perusahaan teknologi pendidikan, saya pernah terlibat
polemik sengit terkait tagline Merdeka Belajar yang digaungkan
Kemendikburistek pimpinan Mas Manteri Nadiem Anwar Makarim. Salah satu poin
yang memicu polemik saya dan kolega ketika itu adalah terkait legalitas Merdeka
Belajar. Kolega saya memandang Merdeka Belajar yang saat ini dipakai pemerintah
sebagai program pendidikan nasional adalah ilegal dan bermasalah karena
menurutnya pemerintah telah mencaplok merk dagang Merdeka Belajar yang telah
lebih dahulu dipakai oleh suatu lembaga pendidikan swasta. Menyikapi hal ini,
saya enteng saja, saya terlebih dahulu menjelaskan bahwa Merdeka Belajar secara
konsep adalah warisan intelektual yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara, seorang
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang juga mantan Mendikbud era awal
kemerdekaan. Beliau mewariskan dan mewakafkan Merdeka Belajar untuk pendidikan
Indonesia. Jadi, siapa pun anak bangsa Indonesia, boleh memakai konsep Merdeka
Belajar sepanjang dimaksudkan untuk memajukan pendidikan nasional.
Sumber:dokumen pribadi |
Lebih lanjut, saya lalu
menjelaskan bahwa persoalan legalitas Merdeka Belajar sudah selesai karena
pihak Lembaga terkait (Sekolah Cikal) yang sebelumnya memakai frasa Merdeka
Belajar sebagai merk dagang mereka dengan cuma-cuma telah menghibahkan merk
Merdeka Belajar kepada pemerintah sehingga pemerintah bisa leluasa
menggunakannya untuk kepentingan pendidikan nasional. Polemik berhenti sampai
di sini, saya dan kolega tersebut sepakat bahwa diskursus tentang Merdeka
Belajar clear, tidak perlu diperpanjang lagi. Ini hanyalah pengantar opini
saya bahwa Merdeka Belajar yang kini menjadi program nasional pemerintah pada
awalnya cukup menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Selebihnya,
tulisan ini akan fokus membahas tentang praktik baik yang timbul sebagai dampak
langsung pemberlakuan Merdeka Belajar.
Saya pribadi termasuk yang pro
dengan program Merdeka Belajar dan segala program turunannya. Pantang bagi saya
menolak hal positif untuk masa depan pendidikan anak bangsa. Di tulisan ini
saya akan mencoba menarasikan opini saya berkaitan dengan hal-hal baik yang
sudah berjalan setelah diberlakukannya kebijakan Merdeka Belajar. Seperti
namanya, pemerintah melalui Merdeka Belajar menurut saya komitmen dan berupaya
keras untuk memerdekakan setiap murid di Indonesia dari tingkatan paling bawah
seperti pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga perguruan tinggi dari belenggu
pendidikan yang tidak mereka butuhkan. Hal ini dimaksudkan agar program pendidikan di
Indonesia selaras dengan kebutuhan, bakat, minat peserta didik di masing-masing
jenjang.
Praktik baiknya, kini anak
PAUD dibebaskan untuk belajar sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Pemerintah
tidak lagi memaksa mereka harus mau belajar baca, tulis dan menghitung
(calistung) yang kemudian berujung pada peniadaan kewajiban tes calistung bagi
anak PAUD yang akan memasuki jenjang sekolah dasar (SD). Hal ini menurut saya cukup
beralasan, setiap anak tidak sama, masing-masing anak memiliki minat dan
kecenderungan yang berbeda sehingga pendidik yang baik harus mampu
mengakomodasi kebutuhan anak-anak didiknya. Apalagi masa usia dini adalah
periode emas tumbuh kembang anak, salah sedikit bisa berakibat fatal bagi
perkembangan mereka di masa berikutnya. Jika ada anak PAUD kecenderungannya
tidak minat untuk belajar calistung dan hanya minat untuk bermain dengan
temannya atau hanya berminat mendengar cerita dari buku yang dibacakan gurunya,
maka ia tidak bisa dipaksa harus belajar calistung apa pun alasannya. Ia justru
harus diberi kemerdekaan untuk belajar sesuai dengan apa yang menjadi minat dan
kecenderungannya tersebut.
Sejalan dengan hal di atas, Merdeka
Belajar sejatinya merupakan hak asasi setiap murid untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat yang merdeka mempelajari apa pun yang mereka minati tanpa perlu
takut menolak mempelajari hal-hal yang tidak mereka butuhkan dalam hidup.
Merdeka Belajar memungkinkan hal tersebut, kini dengan adanya Kurikulum Merdeka
semakin mempertegas dan mendukung kemerdekaan siswa dalam belajar hal-hal
esensial yang mereka minati dengan suka cita, riang gembira dan tanpa terpaksa.
Dengan Kurikulum Merdeka, setiap anak didik dibukakan pola pikirnya bahwa yang
perlu mereka pelajari di satuan pendidikan formal adalah hal-hal substansial
yang benar-benar mereka minati dan akan mereka pakai dalam kehidupan
sehari-hari. Mereka dituntun menjadi aktif, mandiri, kreatif, produktif, dan
solutif.
Saat ini kita dapat melihat
betapa anak-anak murid di sekolah mulai akrab dan terbiasa dengan literasi,
numerasi, budaya kolaborasi, berpikir kritis, toleransi, dan hal-hal baik lain
yang sebelumnya mungkin tidak pernah kita temui. Salah satu yang paling konkret
misalnya, para peserta didik sekarang terbiasa menggarap sebuah projek terapan yang
dari proses awal mereka terlibat penuh, bekerja sama dengan banyak pihak dan
memungkinkan mereka menikmati hasil akhirnya. Mereka betul-betul ditempa
menjadi aplikatif, apa yang mereka dapatkan di kelas langsung diwujudkan dalam
praktik nyata sehingga mereka tidak lagi statis alias ilmu hanya sebatas di
ubun-ubun kepala melainkan berwujud dalam aksi dan tindakan konkret berbasis
projek. Hal ini cukup ampuh dalam membebaskan anak didik dari sekadar
mengetahui konsep abstrak yang tak dapat diaplikasikan, efektif memerdekakan
mereka dari ketidakberdayaan dan kegagapan.
Lebih lanjut, sedari dini anak-anak
murid dilatih menjadi visioner, bersinergi dengan banyak pihak, berpikir out
of the box untuk menemukan solusi dari persoalan yang ada. Selain itu,
dengan Merdeka Belajar anak-anak Indonesia kini bisa leluasa melanjutkan studi
setinggi mungkin dengan fasilitasi dari negara yang semakin dipermudah.
Pemerintah membuka seluas-luasnya kesempatan mendapatkan beasiswa bagi semua
murid dan kalangan seperti pelaku budaya untuk melanjutkan studi di dalam dan
luar negeri, mengikuti pertukaran pelajar, magang, kursus bahasa Inggris secara
gratis untuk persiapan studi dan sebagainya. Beasiswa Pendidikan Indonesia yang
dikelola secara baik oleh Kemendikbudristek adalah jalan kemerdekaan bagi
mereka untuk belajar meraih cita-cita mulia menjadi insan terdidik yang
menguasai ilmu pengetahuan, berkarakter dan komitmen untuk berkontribusi bagi
kemajuan bangsa.
Di lingkup perguruan tinggi,
Merdeka Belajar sukses melahirkan kebijakan Kampus Merdeka yang juga menjadi
jalan kemerdekaan bagi mahasiswa untuk belajar mengembangkan diri sesuai dengan
bakat minat mereka. Melalui Kampus Merdeka, mahasiswa sekarang diberi kebebasan
mengambil kuliah lintas kampus, melakukan magang kerja di dalam dan luar
negeri, mengikuti aktivitas wirausaha yang difasilitasi pemerintah, terlibat
dalam aktivitas mengajar di sekolah-sekolah melalui program Kampus Mengajar,
serta bebas melanjutkan studi setinggi mungkin dengan fasilitasi beasiswa
negara yang dikelola oleh Kemendikbudristek.
Adapun dari sisi guru atau
pendidik, Merdeka Belajar sukses memerdekakan para guru dari hambatan atau
segala yang membelenggu mereka dalam memajukan pendidikan nasional. Sebagai
contoh, kini guru tidak perlu lagi ribet dengan urusan administratif seperti
kewajiban membuat rencana pokok pembelajaran yang berjilid-jilid. Mereka cukup
membuat rencana pembelajaran yang bersifat esensial sebanyak satu lembar. Kini sekolah
juga diberikan otonomi untuk mengelola biaya operasonal sekolah sesuai dengan
kebutuhan mereka, sekolah merdeka membelanjakan biaya operasional sekolah untuk
kemajuan sekolah seperti membayar gaji guru honorer, tidak ada cerita lagi guru
honor yang mengalami keterlambatan uang honor mengajar karena biaya operasional
sekolah yang sebelumnya ditransfer ke rekening pemerintah daerah kabupaten/kota
kini ditransfer langsung ke rekening sekolah. Puncaknya, kini guru-guru di
Indonesia memilliki platform Merdeka Mengajar, sebuah platform pendidikan yang
dibuat khusus oleh pemerintah untuk memerdekakan para guru dari ketertinggalan khususnya
dalam hal teknologi digital yang kini menguasainya menjadi keniscayaan bagi
siapa saja yang ingin bersaing di era industri 4.0.
Kehadiran
platform Merdeka Mengajar membukakan pintu bagi setiap guru di Indonesia untuk
berkarya, berinovasi dan saling berbagi konten ihwal praktik baik pendidikan. Saya
berkeyakinan adanya platform Merdeka Mengajar akan sangat membantu
mengakselerasi kemajuan guru-guru di Indonesia. Pelan tapi pasti, mereka yang
belum atau tidak cakap dalam menggunakan teknologi digital dalam membuat konten
pembelajaran dengan platform ini kemungkinan besar akan terbiasa dan menjadi
melek digital sehingga yang diuntungkan adalah pendidikan Indonesia. Guru-guru
menjadi berdaya, semakin kreatif, produktif, terbuka, dan tergerak untuk terus
belajar mengembangkan diri demi kemajuan pendidikan Indonesia.
Inilah
esensi Merdeka Belajar, ia adalah jalan sejati dalam memerdekakan
guru dan murid seutuhnya. Merdeka Belajar adalah cara terbaik untuk membebaskan
pendidik dan peserta didik dari segala belenggu pemaksaan, keterbatasan,
ketertinggalan, ketidakberdayaan dan hal-hal yang menghambat kemajuan
pendidikan nasional.
0 Response to "Merdeka Belajar Memerdekakan Murid dan Guru Seutuhnya"
Post a Comment