Pernah tahu rasanya mabuk laut? Gimana kira-kira rasanya? Apa bedanya dengan mabuk darat? Oke, saya tuliskan kenangan saya merasakan mabuk laut saat saya harus menempa hidup di sebuah pulau terluar Indonesia beberapa tahun lalu. Pagi hari itu saya memutuskan menerima tawaran nelayan pulau untuk ikut menaiki pompong mencari ikan di laut. Awalnya berlangsung nyaman, pagi itu saya bisa menikmati udara segar pulau sambil melihat-lihat pemandangan sekitar yang sejuk. Ada yang unik saat pagi itu, yaitu saya bisa melihat matahari terbit dari tengah laut yang sedang kami lalui. Benar-benar sunrise yang berbeda dari sunrise-sunrise yang pernah saya jumpai sebelumnya. Saya merasakan kedamaian alam persis dari tengah laut yang teduh, jauh dari berisik dan kebisingan.
Saya juga bisa melihat ikan berkejaran, saya juga bisa menyaksikan langsung bagaimana nelayan mencari nafkah dengan menjaring ikan. Di atas kapal kecil atau pompong itu, saya kebetulan disuguhi bekal biskuit dan air mineral oleh nelayan yang mengajak saya ikutan melaut. Saya pun menikmati bekal tersebut. Namun, kondisi mulai berubah ketika pompong yang kami naiki harus berhenti, mesinnya dimatikan untuk melempar jaring dan menangkap ikan. Pompong lalu menjadi pasif alias diam, saya pun merasakan sesuatu yang tidak biasa yang berbeda dengan sebelumnya saat pompong masih aktif. Dan benar saja, ketika pompong diam, saya menjadi pening, pusing, karena apa? Karena pompong diombang-ambing ombak, ya karena tidak bergerak.
Saya mencoba bertahan dari kondisi tidak enak dan pusing. Namun, ternyata saya gagal. Saya mulai merasakan mual, perut tidak enak, hingga akhirnya saya pun tidak kuat untuk menolak muntah, Saya pun muntah sejadi-jadinya, mabuk laut dengan semabuk-mabuknya. Semua yang saya makan keluar semuanya. Baru kali ini saya benar-benar mabuk laut. Sebuah kejadian yang membuat dua nelayan yang mengajak saya ikut tertawa menyaksikan saya tak berdaya. Mungkin karena saya orang pertama yang pernah mereka ajak melaut namun ternyata tumbang dan mabuk laut. Saya juga sebenarnya malu dan tertawa. Di luar dugaan dan di luar prediksi, saya ternyata mabuk laut gratis. Ini hanyalah bagian dari langkah melawan lupa bahwa ada hal yang layak untuk dikenang dan dinarasikan.
0 Response to "Mengenang Ingatan Mabuk Laut"
Post a Comment