Tulisan ini akan menuangkan hal empiris tentang kesalahan fatal yang sering dilakukan perempuan dalam kaitannya dengan interaksi keseharian dilihat dari perspektif laki-laki. Dikatakan empiris karena apa yang tertuang di sini berdasarkan pengalaman nyata penulisnya selama ini.
Perempuan secara fitrah dan kudrat memang berbeda dengan laki-laki. Iya, jelas berbeda karena perempuan sudah pasti mengandung, melahirkan, dan menyusui. Sementara laki-laki tidak mungkin mengandung, melahirkan, dan menyusui. Perempuan cenderung perasa sementara lelaki cenderung pemikir. Apa pun itu, perbedaan alamiah seperti ini serta perbeda-perbedaan lain tidak bisa dijadikan alasan pembenar bagi perempuan melakukan kesalahan-kesalahan fatal yang semestinya tidak perlu dan wajib dihindari sebagaimana hal berikut.
Terlalu cepat menyimpulkan sesuatu
Keseringan yang sering terjadi adalah perempuan sering gegabah karena terlalu cepat dalam menyimpulkan sesuatu. Padahal, kesimpulan yang diambilnya berpotensi keliru dan meleset. Sebagai contoh, setiap kali ada orang baru khususnya laki-laki yang memulai obrolan, atau sekadar interaksi biasa, berpikirnya aneh-aneh. Pasti mengira kalau sosok tersebut naksir dan menaruh hati pada sosok perempuan tersebut. Hai, ingat jangan cepat-cepat berperasaan. Belum tentu karena laki-laki membuka obrolan duluan, aktif duluan, mengajak interaksi dua arah tentang satu dua persoalan dia punya hati. Bisa jadi, laki-laki tersebut tahu diri harus mengalah bahwa perempuan tidak mungkin mulai duluan. Apalagi dalam perspektif laki-laki ada hal penting bersifat mendesak yang perlu segera dikomunikasikan sehingga laki-laki pun mengambil keputusan menghubungi atau memulai interaksi dengannya. Nah, sampai di sini bisanya perempuan sudah membangun hipotesis dan dugaan sepihak. Wah ada cowok nih yang mau dekatin saya. Kepoin dia ah..Buntutnya, dia tanya sana-tanya sini, ember sana-ember sini sehingga apa yang terjadi? Spekulasi liar. Ingat! perempuan hanya akan tahu laki-laki suka atau ada hati hanya ketika laki-laki bersangkutan secara jelas menyampaikannya secara terbuka. Sepanjang dia tidak mengutarakan isi hati ada perasaan, itu artinya memang tidak ada hati dan perasaan apa-apa. Jadi, jangan cepat mengambil kesimpulan!
Merasa serba relatif
Hal fatal lain yang juga sering dilakukan perempuan adalah menganggap cakep dan cantik itu serba relatif. Kalau uda tahu dirinya gak cantik, memang tidak cakep, tidak menarik, ya sudah jangan mengatakan cantik kan relatif. Hai ingat, laki-laki itu visual banget. Dia tahu mana perempuan yang cantik, menarik, dan layak didekatin untuk hal serius, dan mana yang tidak. Laki-laki akan tertawa jika perempuan yang ia ajak interaksi terlalu percaya diri, menganggap bahwa dirinya cantik, padahal ia hanya menghargai saja. Ingat, meski cantik itu relatif, tapi bisa diukur, dari mana ngukurnya? Dari enak tidaknya dilihat. Laki-laki hanya akan nyaman dengan perempuan yang ia anggap enak dilihat.
Ember
Tahu ember? Perempuan bertipe ember sangat dibenci laki-laki. Apa-apa diumbar, apa-apa diomongin dengan banyak orang. Seolah tidak ada batasan antara dirinya, lelaki yang sedang berinteraksi dengannya dan dunia. Ingat, jaga privasi diri dan orang lain. Perempuan harus bijak dalam berkomunikasi apalagi menyangkut privasi laki-laki atau orang lain.
Tidak melakukan manajemen perasaan
Memang betul, perempuan itu venus, sosok yang cepat merasakan sesuatu. Namun, perasaan harus bisa dimenej. Jangan kebablasan. Jangan menjadikan perasaan sebagai alasan untuk melakukan hal fatal yang dibenci laki-laki. Misal, belum apa-apa sudah menilai sosok laki-laki ini pasti ada perasaan sama saya. Cari tahu dan riset tentang dia ah. Curcol ahh, dan sebagainya. Harus diingat, laki-laki gak suka dengan perempuan yang tidak bisa melakukan manajemen perasaan.
Sering Galau, Jauh dari Tuhan
Laki-laki keren akan cepat mengetahui bagaimana tipe seorang perempuan. Perempuan yang suka galau di mata laki-laki keren akan dianggapnya jauh dari Tuhan, jauh dari Sang Pencipta. Laki-laki keren tidak suka dengan tipe perempuan seperti ini. Karena apa? Karena hal tersebut menunjukkan bahwa ia rapuh, muda patah, karena tidak memiliki sandaran yang hakiki. Ingat, hidup ini harus memiliki sandaran. Adapun sandaran terbaik itu adalah bersandar pada Tuhan. Perempuan yang suka galau, belum apa-apa risau, itu artinya ia jauh dari Tuhan, tidak dekat dengan dzat yang menciptakannya. Laki-laki cerdas akan dengan mudah menilai apakah seorang perempuan layak untuk ia nikahi atau tidak? Laki-laki hebat akan cenderung memilih perempuan berketuhanan dan tidak mudah rapuh. Selalu menjadikan Tuhan sebagai solusi dari segala sesuatu. Jika bingung, ia akan kembali dan berpulang kepada Tuhan, bukan kepada hal lain yang kontraproduktif.
Rasis
Bersikap rasis, membeda-bedakan suku, kelompok, dan golongan. Menganggap sukunya paling istimewa sementara suku orang lain dipandang rendah adalah kesalahan fatal yang sering dilakukan perempuan dalam berinteraksi dengan lawan jenis. Laki-laki yang open minded, berjiwa egaliter tentu akan sangat alergi dan tidak nyaman dengan tipikal perempuan rasis. Baginya, perempuan rasis tidak layak untuk dijadikan sebagai partner, sekutu, dan hal-hal membangun lainnya. Bagaimana mau dijadikan sebagai partner, wong isi kepalanya sudah negatif, merasa paling unggul dan memandang orang lain lebih rendah.
0 Response to "Kesalahan Fatal Perempuan"
Post a Comment