Salah satu berkah lain dari pandemi Covid-19 yang sangat saya rasakan betul dampaknya adalah lahirnya ide insidental yang kemudian berwujud sebuah project dan menarik untuk didemonstrasikan. Maret-April 2022 lalu secara tidak sengaja saya tiba-tiba terdorong untuk mengikuti sebuah lomba kreasi ide inovasi bisnis internal perusahaan, tempat saya bekerja. Awalnya iseng, karena deadline pengerjaan hanya tersisa kurang dari dua mingguan setelah perpanjangan dari panitia. Dalam waktu yang lumayan mepet itu, saya selaku inisiator harus melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, mulai dari mencari dua anggota tim sebagai salah satu persyaratan pendaftaran, meminta izin manager, mempersiapkan CV hingga yang paling substansial adalah menentukan ide bisnis yang akan diusung.
Dengan sedikit drama karena ada yang tidak berkenan ikutan, proses menemukan dua anggota tim dan persetujuan manager akhirnya bisa saya dan tim penuhi. Berikutnya, yang tidak kalah pusing adalah menentukan gagasan dan ide bisnis yang akan diangkat. Nah, ini butuh waktu beberapa lama untuk brainstorming dan fiksasi ide. Agak susah di fase ini hingga akhirnya ide saya yang disepakati untuk diangkat menjadi tema bisnis. Idenya adalah K12 MI-MA. Kami menawarkan ide inovasi bisnis konten-konten pendidikan bagi siswa-siswi K12 MI, MTs, dan MA. Ide ini sebenarnya tercetus karena saya merasa prihatin ada satu segmen religi di aplikasi perusahaan yang kurang maksimal sehingga perlu kiranya dioptimalkan dengan penambahan konten bagi anak MI, MTs, dan MA. Setelah ide K12 MI-MA disepakati, hal yang paling menantang sudah menunggu untuk dieksekusi, yaitu membuat proposal bisnis secara tertulis dan secara audio visual. Tersisa waktu seminggu untuk menggarap target ini dari deadline yang ditentukan panitia. Dari tiga orang anggota tim, ada pembagian tugas, saya bertugas membuat narasi ide bisnis, satu lagi membuat PPT, dan satu sisanya mengedit video. Sesuai rencana, semua berjalan sebagaimana skenario meski memang tidak mudah dan perlu revisi berulang-ulang.
Dan akhirnya, saya dan tim sukses membuat demo proposal ide inovasi bisnis tepat di penghujung deadline untuk kemudian dikumpulkan ke panitia. Setelah sebulan berlalu, kabar tentang proposal ide bisnis datang juga, saya dan tim ditetapkan panitia sebagai Top Six yang berhak masuk ke tahapan final. Kami pun menghadapi final dan mempresentasikan ide inovasi bisnis kami. Di final, kami ditetapkan sebagai pemenang keenam, sebuah pencapaian yang patut disyukuri. Terima kasih tim dan panitia! Ini kesempatan langka terjadi. Semua hadiahnya sudah saya terima. Thank you all.
0 Response to "Buah Menggagas Ide Inovasi Bisnis"
Post a Comment