Untuk kesekian kalinya masalah Palestina kembali menyita perhatian dunia, tak terkecuali negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di mana Indonesia ada di dalamnya. Persoalan Palestina menjadi isu internasional yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat dunia beberapa waktu terakhir. Hal ini tidak lain karena adanya pengacau abadi Israel yang selalu berulah dan mengusik kenyamanan hidup masyarakat Palestina. Mereka berdalih melindungi diri dari serangan brutal Hamas. Apa pun itu, Israel tetap salah, selalu salah. Mau ditinjau dari sudut pandang apa pun, posisi Israel tidak pernah benar, mereka adalah penjahat kemanusiaan yang tidak memiliki perasaan, menjarah bumi bangsa Palestina seenaknya, mengusik kenyamanan muslim Palestina di kompleks masjid Al-Aqsha saat menjalankan ibadah salat di bulan Ramadan, memborbardir jalur Ghaza yang menewaskan ratusan warga sipil Palestina, merusak bangunan-bangunan penting.
Israel dan gerakan zionisnya adalah penyakit mematikan bagi bangsa Palestina yang kemerdekaan dan keadilannya telah sekian lama dirampas paksa oleh negara Yahudi tersebut. Israel yang selalu mendapat dukungan penuh Amerika Serikat percaya diri untuk terus menggempur Palestina yang tidak berdaya. Lantas, apa yang sebenarnya bisa dilakukan oleh negara-negara OKI khususnya dan negara-negara yang memiliki kepeduliaan akan Palestina? Jawabannya, memperjuangkan kemerdekaan Palestina dengan sungguh-sungguh. Solusi dua negara dengan mendorong terwujudnya kemerdekaan Palestina, mengakui kedaulatan Palestina dan mengembalikan wilayah teritori mereka sesuai dengan hukum internasional sebelum pecahnya Perang Enam Hari 1967 adalah keniscayaan jika negara-negara tersebut serius berempati kepada Palestina.
Apa yang dialami rakyat Palestina dewasa ini adalah tentang ketiakadilan, Palestina hidup dalam cengkraman struktur internasional yang tidak berpihak kepada mereka. Hal ini karena dalam roda organisasi Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan lima negara, negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris selalu berada di pihak Israel. Mereka memiliki hak veto untuk membatalkan setiap rancangan resolusi yang dianggap merugikan Israel. Alhasil, Israel semakin percaya diri untuk melakukan tindakan barbar, berlaku sewenang-wenang, dan menindas rakyat Palestina. Masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan di samping masalah identitas, negara-negara Arab ayolah peduli dengan saudara-saudaramu Palestina, jangan banyak bergantung pada Amerika dan mau melunak dengan penjahat kemanusiaan Israel. Kalian harus lebih memilih Palestina daripada mereka.
0 Response to "Konflik Palestina-Israel dan Ketidakadilan Dunia"
Post a Comment