Tahun 2020 sudah berlalu sekian bulan yang lalu. Bagi saya pribadi, tahun ini menyisakan banyak cerita pahit sekaligus manis. Cerita pahitnya manusa sejagat sudah pasti tahu, apalagi kalau bukan pandemi Covid-19 yang berdampak terhadap keharusan saya untuk bekerja total dari rumah (WFH). Setahun terakhir ini saya total WFH. Selain itu, yang pahit di tahun ini adalah saya gagal memenuhi target menikah. Saya gagal menikah karena belum benar-benar ketemu jodoh yang pas. Pas apanya? Segalanya belum pas. Mulai dari visi misi berbeda, foto tidak sesuai fakta, manner yang kurang baik, kondisi keluarganya yang membuat ragu, hingga timing. Semuanya belum pas sehingga saya gagal menikah di tahun ini. Saya juga gagal mendapatkan beasiswa kuliah dari Kementerian Pertahanan.
Lalu cerita manisnya adalah di tahun ini saya punya prestasi baru meski tidak bagus-bagus amat. Untuk pertama kalinya setelah sembilan tahun puasa prestasi, di tahun 2020 saya diberi anugerah masuk 10 besar Lomba Orasi 1 Juni 2020 yang diadakan oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Selain itu juga, di tahun ini saya ditakdirkan menjadi penerima program Kartu Prakerja gelombang 4. Lumayan lah, mendapatkan bantuan cuma-cuma untuk upgrade skill seharga Rp1.000.000,- plus mendapatkan insentif bulanan sebanyak Rp 600.000,- selama empat bulanan plus insentif pengisian survey tiga kali sebesar Rp 50.000,-.
Saya berdoa semoga di tahun 2021 ini jauh lebih baik dari tahun 2020. Aamiin..!
0 Response to "Mengenang Manisnya 2020"
Post a Comment