Pupus sudah harapan Trump untuk membatalkan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS 2020 setelah gugatannya ditolak Mahkamah Agung Amerika Serikat. Bagi orang-orang waras, putusan MA Amerika Serikat ini tentu tidak terlalu mengejutkan. Jauh sebelumnya sudah dapat diprediksi bahwa segala upaya Trump untuk mengingkari kekalahannya pasti berakhir konyol. Trump menuduh pemilu presiden yang dimenangkan Biden penuh kecurangan namun ia tidak dapat membuktikan hal tersebut. Dalam sejarah demokrasi AS, baru kali ini Amerika mengalami kemunduran demokrasi, seorang petarung demokrasi negeri paman sam tidak siap kalah dan mau berlapang dada menerima kekalahan. Trump adalah orang pertama AS yang dicatat sejarah sebagai pecundang demokrasi, hanya siap menang, namun tidak siap kalah. Hasil akhir Pilpres AS 2020 lalu menempatkan Biden di posisi unggul dengan raihan 306 suara elektoral, berbanding dengan 232 suara elektoral milik Trump.
Tidak pernah terjadi sebelumnya seorang calon presiden AS yang nyata-nyata kalah lari dari kekalahan, mengklaim dirinya sebagai pemenang, mencoba merampas kemenangan lawan yang bukan haknya. Trump adalah orang pertama AS yang melakukan hal tersebut. Sebuah rekor gila yang belum pernah dilakukan oleh capres-capres AS sebelumnya. Coba lihat Pilpres 2016 lalu, saat itu Hillary Clinton yang jelas kalah dari Trump tidak mencari-cari kambing hitam atas kekalahannya dan langsung mengakui kekalahan dengan mengucapkan selamat kepada Trump. Namun, kali ini beda ceritanya, ketika Trump di posisi kalah ia tidak berkenan mengakui kekalahan dan malah menyalalahkan pihak yang menang. Apa-apaan ini? Hai, ingat, kamu bukan anak kecil Trump! Pecundang kau!
Bagi saya pribadi, apa yang dilakukan Trump benar-benar di luar batas normal seorang pejuang politik kekuasaan. Ini nyata di luar kewajaran, langkah gila, tidak waras, dan hal-hal memalukan lainnya. Apa yang dilakukan Trump sunguh-sungguh menguatkan kebijakan-kebijakan gila yang telah Trump lakukan selama empat tahun memimpin AS. Semuanya penuh kontroversi, karut marut, dan polemik yang justru memposisikan AS di posisi yang tidak sewajarnya. Trump sosok yang rasis karena kebijakannya yang memang rasis, diskriminatif, orang-orang kulit hitam ia perlakukan berbeda dengan yang lainnya, imigran muslim dari beberapa negara muslim ia larang masuk ke AS, perang dagang dengan negara lain ia kobarkan, ia tidak tahu bagaimana harus bersikap menghadapi pandemi Covid-19 yang menewaskan ratusan ribu warga AS, ia istimewakan Israel dengan mengakui Yerussalem sebagai ibu kota Israel padahal itu kota suci tiga agama yang harusnya tidak boleh diklaim oleh pihak mana pun. Apa yang dialami Trump dewasa ini adalah buah yang ia panen dari kegilaan yang ia lakukan empat tahun belakangan. Kini, Trump benar-benar hancur, 20 Januari 2021 ia harus kelar dari gedung putih.
0 Response to "Hancurnya Politik Gila Trump"
Post a Comment