Untuk kesekian kalinya saya harus tuliskan kegelisahan saya tentang perlunya media menjadi edukator yang baik dan benar. Sebagai pembaca, publik atau netizen akan menganggap apa-apa yang ditulis media yang menjadi rujukannya sebagai kebenaran.
Saya tahu reputasi media besar sekaliber KOMPAS dan kompas.com, tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Namun, ada satu hal yang luput dari Kompas khususnya kompas.com, media ini sering sekali melupakan aspek ketatabahasaan dalam penyajian produk jurnalistiknya.
Yang paling sering adalah kompas.com terlampau sering menggunakan kata tidak baku seperti penggunaan kata orangtua yang masih disambung padahal menurut otoritas kebahasaan di republik ini memastikan bahwa penulisan yang baku adalah dipisah bukan disambung (orang tua). Sebagai bukti adalah berita yang menjadi headline di portal kompas.com (23/6/2020) bertajukkan: Dokter Anang Setelah Kematian Adik dan Kedua Orangtua karena Covid-19.
Saya hanya mau bilang, tolonglah didik yang benar pembaca itu! Jangan buat kaedah sendiri! Jangan membuat negara di dalam negara! kompas.com itu ada di bumi Republik Indonesia. Jadi segala sesuatunya menyangkut bahasa harusnya tetap menginduk ke otoritas yang ditunjuk negara sebagai pemangku kepentingan yang syah. Saran saya untuk para jurnalis kompas.com, sebelum menaikkan berita atau tulisan kalian coba selalu cek diksi yang dipilih di https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Sebagai contoh, bahwa kata orangtua yang selalu kalian anggap benar itu ternyata salah bisa dilacak di https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/orang%20tua
0 Response to "Kesalahan Besar Kompas.com"
Post a Comment