Sudah dua bulan ini saya mengikuti kebijakan work from home dan sudah satu bulan terakhir ini kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan. Semuanya terjadi sebagai respon atas pandemi bernama Covid-19. Bagaimana hasilnya? Tentu cukup dinamis dan kompleks, mau dilihat dari aspek apa dulu. Jika dilihat dari angka kematian tentu satu bulan terkahir pasca pemerintah resmi menerapkan PSBB angka kematian akibat Covid-19 meningkat.
Saat sebulan lalu saya menuliskan artikel khusus terkait Suka Duka Work from Home (WFH) tepat di hari pertama pemberlakuan PSBB jumlah korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia masih di kisaran 306. Namun, saat tulisan ini saya atau sebulan kemudian angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia sudah menyentuh angka 930. Melonjak tiga kali lipat lebih. Saya berdoa semoga pandemi ini segera berlalu, dan keadaan kembali normal. Itu jika dilihat dari sudut pandang jumlah korban yang meninggal akibat Covid-19. Akan berbeda jika dilihat dri perspektif lain seperti perspektif bahwa tren persebaran Covid-19 di Jakarta yang mengalami penurunan, dan ternyata di wilayah lain meningkat seperti di Jawa Timur.
Belum lagi dengan adanya drama-drama seperti meninggalnya penyanyi legendaris Didi Kempot, sembuhnya beberapa pejabat publik yang sebelumnya sempat positif Covid-19 dan resmi ditundanya Pilkada Serentak 2020 menjadi bulan Desember 2020 dari yang semula sedianya dilaksanakan September 2020. Terlepas dari semua drama di atas, saya memiliki cerita unik terkait dampak Covid-19 yang membut pemerintah harus mengeluarkan kebijakan WFH dan PSBB.
Bagi saya pribadi, ada berkah besar di balik pemberlakuan WFH dan PSBB. Kondisi yang mengharuskan harus lebih banyak sendiri, menghindari kerumunan dan keramaian, membuat jiwa saya membutuhkan banyak asupan berkualitas. Satu hal yang pasti minat baca saya cuku meningkat signifikan. Gairah membeli buku saya juga melonjak tajam, dalam kurun waktu satu bulan di luar kebiasaan yang ada saya ternyata bisa membeli empat buku yang cukup tebal dan bermutu. Dan semuanya dibaca, dilahap dengan nikmat. Mungkin, jika tidak ada WFH dan PSBB ceritanya tidak akan seperti ini, saya enggan beli buku dan minat baca saya tidak seagresif ini. Bagi saya, inilah berkah besar WFH dan PSBB. Sisi positif lain dari bencana Covid-19 yang harus disyukuri dan dinikmati.
0 Response to "Berkah Besar WFH dan PSBB"
Post a Comment