Suka Duka Work From Home | Paradigma Bintang

Suka Duka Work From Home

Saat tulisan ini dibuat, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) resmi diberlakukan di Jakarta. Itu artinya, tulisan ini dibuat pada hari pertama PSBB efektif diterapkan tepatnya pada 10 April 2020. Namun, tulisan ini tidak mau mengulas tentang bagaimana kondisi Jakarta saat PSBB diterapkan. Tulisan ini hanya akan fokus mengulas tentang hari-hari saya menikmati kebijakan work from home (WFH) sebagai respon atas merebaknya pandemi virus Corona atau Covid-19 yang mengancam dunia global tak terkecuali Indonesia di mana Jakarta menjadi episentrum penyebaran virus mematikan ini. Sampai tulisan ini dibuat korban jiwa akibat Covid-19 sudah mencapai angka 306 secara nasional. Sebuah angka statistik yang cukup memprihatinkan. Semoga saja pandemi ini segera berlalu, dan semuanya berjalan normal kembali. 

Suka Duka WFH

Nah, berbicara tentang WFH, saya ingin menuliskan apa adanya. Apa maksudnya? Selama kurang lebih satu bulan terakhir ini saya harus WFH alias bekerja dari rumah. Pekerjaan yang biasanya harus saya bereskan di kantor satu bulan belakangan ini harus saya selesaikan di kamar kos. Ada sukanya, namun ada dukanya juga. Bagaimana wujudnya? Sukanya, yang  jelas dengan adanya WFH, saya lebih nyaman mengatur waktu. Tidak perlu buru-buru mandi, masak, menunggu transportasi publik, buru-buru absen untuk finger print, dan hal-hal yang sifatnya teknis. 

Namun begitu, ternyata WFH juga ada tidak enaknya juga. Loh, mengapa? Alasannya, karena ternyata WFH membuat saya merasa jenuh, hari-hari banyak di dalam kamar, membereskan pekerjaan seharian dengan cara duduk selonjoran, berbeda dengan di kantor yang ada kursi dan meja kerja, dan tentunya paket internet super boros. Selain itu juga, yang paling tidak mengenakkan adalah saat harus syuting mandiri harus mengalami retake berulang-ulang akibat adanya suara-suara noise seperti suara knalpot, suara klakson mobil, suara tetangga batuk, suara tukang bangunan lagi benerin apa lah, dan hal-hal lain yang menyebalkan. Inilah suka duka saya menjalani kebijakan WFH. Bagaimana dengan kamu?
  

0 Response to "Suka Duka Work From Home"

Post a Comment