Salah satu sisi positif menjadi Pengajar Muda (PM) Indonesia Mengajar adalah bisa bertemu dan berinteraksi langsung dengan salah satu pendirinya, yaitu Anies Baswedan. Saya berkesempatan dua kali berinteraksi dan berdialog dengannya. Pertama, saat pelepasan Pengajar Muda Angkatan XV pada 28 November 2017 di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di Jalan Merdeka Selatan, depan Monas, bersebelahan dengan Balai Kota DKI Jakarta. Dan yang kedua saat kepulangan dari tempat bertugas 6 Desember 2018, tepatnya saat acara bertemu mitra Indonesia Mengajar di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta.
Dalam dua kesempatan itu, saya tidak ragu untuk bertanya langsung kepada Anies Baswedan perihal mendasar terkait leadership dan kehidupan. Misal, saya pernah bertanya ihwal bagaimana caranya menjadi pemimpin tangguh? Saya juga pernah bertanya terkait apa proyeksi hidup seorang Anies Baswedan dua puluh tahun mundur ke belakang dari hari saya bertanya? Jawaban Anies cukup bersayap dan elaboratif, namun saya bisa menangkap poin jawaban yang dimaksud.
Dalam satu dua hal saya memiliki pandangan yang sama dengan mantan Mendikbud tersebut. Namun tidak dalam beberapa hal, misal terkait soal selera politik, Gubernur Anies ada di pihak Prabowo-Sandi sementara saya ada di pihak Jokowi-Ma'ruf. Apapun itu saya banyak belajar dari sosok Anies Baswedan.
Dalam satu dua hal saya memiliki pandangan yang sama dengan mantan Mendikbud tersebut. Namun tidak dalam beberapa hal, misal terkait soal selera politik, Gubernur Anies ada di pihak Prabowo-Sandi sementara saya ada di pihak Jokowi-Ma'ruf. Apapun itu saya banyak belajar dari sosok Anies Baswedan.
0 Response to "Hari Bersama Anies Baswedan "
Post a Comment