Dari sekian banyak angkatan Pengajar
Muda (PM) yang dicetak oleh Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, angkatan XV
bisa dikatakan sebagai angkatan fenomenal yang menyimpan sejuta cerita dan kenangan.
Dikatakan demikian karena di angkatan ini rekor baru tercipta, tidak kurang dari
21.373 pendaftar membanjiri website www.indonesiamengajar.org, jumlah ini
memecahkan rekor sebelumnya yang hanya sekitar 14.000 pendaftar. Dari puluhan
ribu pendaftar itu hanya terpilih sekitar 200 orang yang diundang mengikuti direct assessment guna memilih
individu-individu terbaik untuk mengikuti Medical
Check Up (MCU). Setelah tahapan MCU, terpilihlah 40 orang pemuda terbaik
untuk ditempa dalam pelatihan intensif calon pengajar muda. Pelatihan intensif
calon pengajar muda sendiri berlangsung selama 6-7 minggu di Desa Jatimekar, Jatiluhur
Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Selama kurun waktu tersebut, para
calon pengajar muda berproses, tumbuh dan berkembang. Berbagai macam menu
pelatihan seperti pelatihan fisik, mental, Gerakan Indonesia Mengajar (GIM), pedagogi,
komunikasi stakeholder, pelibatan
masyarakat, microteching, praktik
pengalaman mengajar, workshop menulis, fotografi, dan sebagainya diberikan.
Proses pelatihan intensif ini
bisa dibilang sebagai seleksi akhir karena tidak ada jaminan individu yang
mengikuti pelatihan intensif ini bakal diberangkatkan ke daerah penempatan. Bahkan
di angkatan XV pun, dari 40 kandidat, satu orang harus mengubur mimpinya menjadi
pengajar muda karena di minggu kelima ia mengundurkan diri dengan alasan ingin
merawat orangtua yang sakit. Praktis hanya tersisa 39 orang yang pasti akan diberangkatkan,
sementara kekosongan satu posisi tersebut diisi dengan alumni pengajar muda
angkatan X. Setelah melalui serangkaian dinamika dan proses pelatihan yang
begitu padat nan melelahkan, para pengajar muda dilantik di hari terakhir pelatihan
survival di rimba hutan kaki gunung Burangrang. Survival empat hari di hutan adalah
puncak pelatihan intensif, calon pengajar muda yang berhasil melewati kegiatan
ini dilantik sebagai Pengajar Muda yang ditandai dengan ikrar siap mengabdi
pada ibu pertiwi dan penyematan pin Indonesia Mengajar. Para Pengajar Muda
angkatan XV yang sudah dilantik itu di minggu ketujuh pelatihan kemudian dibawa
ke Jakarta untuk dipertemukan dengan para pemimpin dan inspirator (Meet the Leader) yang profesional di
bidangnya. Mabes TNI yang diwakili Waaster V Panglima TNI, profesional sekaligus
perwakilan sponsor Indonesia Mengajar (Nutrifood) adalah pihak yang sempat PM XV
temui. Harapannya, para pengajar muda semakin mantap untuk memberikan dedikasi
terbaik bagi agama, bangsa dan negara.
Acara ini berlangsung dua hari
sebelum PM benar-benar dilepas di bandara, di hari kedua yang merupakan hari
terakhir kebersamaan para pengajar muda, para PM XV kedatangan sosok Gubernur
Anies Baswedan, tokoh pendiri Gerakan Indonesia Mengajar. Kebetulan acara
pelepasan PM XV saat itu berlangsung di Gedung Perpusnas yang beralamat di Jalan
Merdeka Selatan No 11 Jakarta Pusat. Lokasi ini sangat dekat sekali dengan Balai
Kota, kantor Gubernur DKI Jakarta, berjarak sekitar 100 meter atau hanya dipisahkan
dua kantor instansi. Tidak sulit bagi
Gubernur Anies meluangkan waktu menemui para PM XV yang hari itu akan mulai
berangkat mengemban misi mulia mengajar di penjuru-penjuru negeri, ikut
melunasi janji kemerdekaan ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Di angkatan XV
pula, mulai diperkenalkan istilah misi 15, sebuah misi di mana semua proses rekrutmen,
penyelenggaran pelatihan calon pengajar pemuda, pemberangkatan, hingga penjemputan
penyelenggaranya dibuka untuk umum alias dikelola oleh para volunteer atau sukarelawan.
Kehadiran Gubernur Anies
disambut antusias oleh para PM XV, dalam kesempatan itu, Anies berharap para PM
XV menjadikan momentum satu tahun bertugas sebagai sebuah kehormatan yang tidak
sembarang orang bisa menerimanya. Ia juga berharap dari PM XV lahir
pemimpin-pemimpin bangsa yang tangguh, karena menurutnya esensi dari gerakan
Indonesia Mengajar sendiri adalah wadah untuk mengorbitkan pemimpin-pemimpin
masa depan. Bagi Anies, memimpin adalah mendidik dan menjadi pengajar muda
adalah latihan menjadi pemimpin. Momen langka ini kemudian ditutup dengan foto
bersama serta saling berjabat tangan.
Usai acara ini, para XV kembali
ke basecamp untuk siap-siap terbang (flight) menuju daerah penempatan
masing-masing. PM XV adalah kumpulan anak muda dengan latar belakang yang
beragam, segala macam anak bangsa berkumpul di sini, ada anak Aceh, Riau, Jawa,
Sunda, Kalimantan, Madura, Bali, Sulawesi, Bima, Ternate. Semuanya memiliki
visi yang sama, ikut membangun dan merawat Indonesia dari pinggiran. Kini para
PM XV telah disebar di lima daerah/kabupaten yang terbentang dari barat-timur Indonesia. 40 pemuda terpilih itu
ditempatkan di Kabupaten Aceh Singkil Provisi Aceh, Kabupaten Natuna Provinsi
Kepulauan Riau , Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara, Kabupaten
Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Pegunungan Bintang Provinsi
Papua. Mereka bertugas mulai 1 Desember 2017-30 November 2018. Sampai berjumpa
kembali Desember 2018!
0 Response to "Mengenal PM XV"
Post a Comment