Opini
yang berjudul “Jurnalisme Konflik Rohingya”, karya Redi Panuju yang dimuat di
harian Kompas, 6 September 2017 ini mencoba untuk mengkritisi media-media
Indonesia yang acapkali tidak berimbang dalam memberitakan suatu peristiwa
utamanya terkait dikotomi pro pluralisme - anti pluralisme. Tragedi kemanusiaan
yang memakan korban kaum minoritas Rohingya, di mana sekitar 500.000 ribu warga
muslim Rohingya terpaksa mengungsi ke perbatasan Banglades akibat konflik yang
melibatkan kaum militan Rakhine versus pasukan pemerintah Myanmar menurutnya adalah
poin masuk bagi pegiat jurnalistik Indonesia untuk membuktikan tuduhan-tuduhan
miring ihwal Islam yang acapkali dikonotasikan sebagai intoleran dan radikal.
Apa yang terjadi di negara bagian Rakhine, Myanmar dengan gamblang menunjukkan
bahwa yang terbukti intoleran, barbar, dan radikal itu adalah otoritas Myanmar
yang notabene merupakan kaum Buddha. Belum lagi dengan Biksu Wiratu, pemimpin
sekaligus pemuka agama Buddha Myanmar yang pernyataan-pernyataannya menyulut
permusuhan dan kebencian terhadap umat Islam Myanmar.
Tragedi
kemanusiaan Myanmar kini menjadi sorotan dunia internasional tak terkecuali
Indonesia. Respon cepat pemerintah Indonesia melalui diplomasi marathon Menteri
Luar Negeri terbaiknya dan pengiriman bantuan kemanusiaan berupa logistik dan
perlengkapan yang dibutuhkan warga Rohingya adalah tindakan tepat yang patut
diapresiasi. Tak pelak, peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di bumi
Myanmar menuai banyak dukungan dari jagat internasional. Saya tidak sependapat
dengan bagian paragraf opini ini yang menyatakan bahwa pemerintah terlambat
menyatakan sikap terkait krisis kemanusiaan Rohingya. Poin saya adalah, kamu (penulis)
juga harus objektif menilai fakta yang ada. Nyatanya, pemerintah Indonesia
sudah sigap, cekatan, dan pro aktif menyikapi konflik dan kekerasan yang
terjadi di Rakhine, Myanmar. Otoritas Indonesia telah membuktikan dengan
tindakan nyata baik melalui pernyataan resmi kenegaraan, diplomasi, dan bantuan riil kemanusiaan. Fakta apa lagi yang mau didustakan? Be a wise
writer!
hanya dapat berdoa semoga kaum rohingnya cepat mendapatkan status yang jelas, dan keadilan, serta dapat terpenuhi hak-haknya sebagai manusia
ReplyDelete