Semakin hari usia manusia semakin menyusut, jatah hidupnya semakin berkurang, pun demikian kesempatan untuk produktif juga otomatis terbatas. Sebelum masa sulit itu tiba, adakalanya kita menyiapkan segala yang dirasa perlu, selagi ada waktu kita manfaatkan untuk menyongsong datangnya hari tua dengan bijak dan benar. Tidak ada jaminan hari ini kita bisa produktif besok dan beberapa tahun lagi masih tetap produktif, mengambil langkah tepat dengan menabung saat usia produktif adalah sebuah keniscayaan guna menjawab tantangan dan ketidakpastian hidup saat usia senja.
Setiap jiwa anak bangsa secara konstitusi memiliki hak untuk mendapat jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (Pasal 28H Ayat 3 UUD 1945). Berdasarkan amanat tersebut, negara telah menjamin kebahagiaan warganya tanpa terkecuali, negara hadir dengan pelayanan prima seperti adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) untuk memastikan setiap individu hidup nyaman dan sejahtera. Bagi kita yang masih berkesempatan produktif memilih menginvestasikan penghasilan di BPJS Ketenagakerjaan merupakan pilihan yang tepat guna memastikan hari tua kita bahagia.
Tagline ‘rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya’ sejatinya filosofi dasar yang sampai kapanpun akan relevan untuk kita terapkan, tidak ada waktu terlambat untuk menyadari pentingnya menabung demi cerahnya masa depan hari tua. Menabung pada hakikatnya adalah mempersiapkan masa ketidakpastian menjadi pasti dan bergaransi. Siapa yang menjamin manusia akan terus bekerja dan berpenghasilan? Siapa yang bisa menolak datangnya hambatan hidup seperti kecelakaan kerja, putus hubungan kerja (PHK), pailit, pensiun, dan sebagainya? Penulis pastikan tidak ada, yang bisa kita lakukan adalah bersiap menghadapinya kapanpun.
Jika setiap bulan kita sisihkan sebagian penghasilan sebanyak 10 persen, maka 10-30 tahun kemudian kita sudah memiliki investasi tabungan yang bisa kita jadikan sebagai penopang hidup. Misal, jika saja setiap bulan kita menabung 100 ribu rupiah dari penghasilan bulanan kita, dalam setahun kita sudah mengumpulkan saldo tabungan Rp. 1.200.000, dalam 10 tahun sudah Rp. 12.000.000, 20 tahun menjadi 24.000.000, dan 30 tahun kemudian menjadi Rp. 36.000.000, sebuah nominal yang lumayan cukup dalam menunjang sisa hidup di usia tua/masa pensiun.
Di usia yang sudah tidak muda, di mana manusia tidak lagi bekerja aktif baik di sektor formal, informal ataupun non formal praktis kepemilikan tabungan akan banyak membantu meringankan beban hidup. Tabungan bisa digunakan untuk modal usaha mikro, kecil, dan menengah. Tabungan bisa juga dijadikan opsi alternatif untuk investasi di sektor jasa keuangan seperti reksadana, deposito, atau pasar saham. Dengan demikian usia senja bukan penghalang manusia hidup tenang dan sejahtera. Usia lanjut usia bahkan bisa menjadi masa di mana manusia dapat menikmati indahnya hidup tanpa repot harus ngantor atau terikat ruang-waktu. Frekuensi bersantai ria dengan sanak keluarga, menikmati hasil jerih payah bersama mereka bisa dilakukan dengan leluasa. Masa tua adalah masa untuk menuai buah kerja keras, tidak ada pencapaian tanpa pengorbanan memang benar adanya.
Selagi masih segar bugar, mempunyai potensi untuk mendulang pundi-pundi rupiah, bersegera mengamankan kebahagiaan hari tua dengan menabung adalah langkah solutif yang patut dipertimbangkan. Negara dengan segala daya upaya menyediakan fasilitas khusus bagi warganya untuk mempersiapkan masa senja dengan adanya BPJS Ketenagakerjaan. Bagi pekerja, jangan ragu untuk ikut serta dalam program ini, karena menabung hari ini, bahagia esok hari. Mari bersiap menyambut masa senja mulai dari sekarang!
#lifestyle, pensiun
"jaminan hari tua"
"jaminan pensiun"
0 Response to "Bahagia di Usia Senja "
Post a Comment