Kontestasi
Pilkada DKI Jakarta 2017 penuh drama menegangkan, dinamika didalamnya
sarat akan teka-teki yang sukar ditebak. Dalam kasus Ahok misalnya,
semula Gubernur petahana yang kembali maju menjadi calon nomor urut dua
berpasangan dengan pasangan setianya Djarot Saiful Hidayat diprediksi
memiliki peluang yang tipis akibat kasus penodaan agama yang
menjeratnya. Namun begitu, seiring waktu, setelah Ahok menjalani
semuanya, mulai dari sidang ke sidang, kampanye ke kampanye, hingga
debat antar calon benar-benar menunjukkan betapa Ahok memang sosok yang
kuat, tegar dan paling siap dibandingkan kandidat lainnya.
Terbukti
dari debat terbuka, publik bisa menyaksikan bagaimana penampilan Ahok
dibandingkan kandidat lain, jawabannya tidak mengambang, tidak normatif,
penuh kepastian dan keyakinan. Di saat pasangan lain sibuk bahkan harus belepotan mengumbar janji akan begini dan begitu, Ahok-Djarot dengan entengnya menjelaskan kami sudah melakukannya. Masih ingat ketika pasangan nomor urut satu menyatakan akan memberi tunjangan keluarga tidak mampu sebesar 400 ribu per bulan, Ahok dengan refleks membalas angka 400 ribu terlalu kecil, dirinya dan Djarot bahkan sudah melakukannya dengan nominal 600 ribu perbulan. Tidaklah mengejutkan jika sebelumnya
Ahok diyakini bakal tumbang, bahkan diramal tidak lolos ke putaran kedua
menurut rilis hasil survei beberapa lembaga kredibel, kini menjelang berakhirnya
tahapan pilkada dan kampanye terbuka lembaga-lembaga survei bergiliran
mengeluarkan temuan terbarunya perihal peluang Ahok yang di luar dugaan
masih sangat berpeluang memenangkan Pilkada DKI 2017.
Menurut survei Populi Center misalnya, lembaga ini menempatkan Ahok-Djarot pada urutan teratas dengan tingkat elektabilitas
40%, diikuti pasangan Anies-Sandi 30,3%, dan Agus-Sylvi dengan 21,8%.
Senada dengan itu, Litbang Kompas hari ini (9/2/17) juga merilis hasil
surveinya yang menampatkan derajat keterpilihan (elektabilitas) Ahok-Djarot
di posisi puncak dengan 36,2 %, diikuti Anies-Sandi 28,5 %, dan disusul
Agus-Sylvi 28,2 %. Inilah realitas mutakhir terkait peta dukungan
politik terhadap kontestan
Pilkada DKI 2017. Apapun itu, kini warga Jakarta semakin mantap perihal
siapa sosok pemimpin yang akan mereka pilih dalam acara hajatan pesta
demokrasi lima tahunan yang akan berlangsung Rabu, 15 Februari 2017.
Berdasar hasil survei, kemungkinan besar Pilkada DKI akan berlangsung dua putaran. Dan lagi-lagi Ahok-Djarot sangat berpeluang masuk ke putaran kedua, dengan segala plus-minusnya harus diakui Ahok-Djarot masih berpotensi menang dan memimpin DKI lagi. Mungkin inilah buah dari kerja keras Ahok dan para relawannya, setelah sempat tertinggal perlahan tapi pasti pasangan petahana ini bisa mengejar ketertinggalan dan siap menatap Pilgub DKI. Meski begitu, tidak ada yang bisa menjamin siapa pemenang absolut Pilkada DKI 2017, setiap pasangan memiliki peluang yang sama, biarlah waktu yang menjawab siapa juaranya. Barangkali inlah seksinya politik, sukar untuk dipastikan namun pada akhirnya akan berujung dengan kepastian tentang siapa pemenangnya. Seksinya Pilkada DKI 2017 akan terjawab dalam hitungan hari, sekali lagi harus dikatakan terlepas dari kasus dan kontroversi yang membelitnya, Ahok-Djarot masih memiliki peluang menang. Kita lihat saja nanti.
kemungkinan besar iyaa gan .
ReplyDeletekarna kerja ahok sudah terlihat,bukan sekedar janji belaka .
tidak seperti pasangan lain yg kebanyakan plagiat dari program ahok .
Sepakat..yg orang lihat adalah bukti bukan janji..Kita lihat saja 15 Februari 2017..
DeleteKerja harus dibarengi akhlak dan tatakrama gan,..
Deleteapabedanya manusia sama kerbau klo ukurannya hanya kerja.
Kerbau juga kerja di sawah dan menyuburkan tanah dengan kotorannya.
Saya gak berpihak kepada siapapun, karena saya bukan rakyat Jakarta :D
ReplyDeleteelektibilitas ahok memang sempat menurun dikarenakan permainan politik yang terus membombardir dirinya, tetapi walaupun secara sembunyi-sembunyi saya yakin nanti pada saat pemilihan masih banyak yang memilih ahok, walaupun sekarang ini masih tanda tanya
ReplyDeletemntep infonya gan
ReplyDeleteTapi ane tetep gak akan milih ahok. ane bukan org jkt :(
ReplyDeleteKita liat saja siapa yang akan pimpin Ibu Kota...
ReplyDelete