Ditakdirkan lahir, tumbuh,
dan berkembang di bumi Indonesia, saya menikmati betul setiap proses hidup yang
saya lewati. Mulai dari bangku pendidikan taman kanak-kanak, sekolah dasar,
menengah atas, hingga perguruan tinggi sepenuhnya
saya tempuh di republik tercinta. Semua pengetahuan, wawasan, dan ilmu yang ada
di benak kepala saya dipastikan berasal dari kontribusi besar negara melalui
pilar pendidikan sebagai ujung tombaknya. Menyadari hal tersebut, saya merasa
bahwa sudah saatnya saya juga memberikan dedikasi terbaik bagi kemajuan bangsa.
Kontribusi nyata yang pernah
saya sumbangkan untuk Indonesia adalah saat saya berkesempatan memainkan peran
sebagai pemuda sarjana penggerak pembangunan di perdesaan (PSP3) tahun 2014-2016.
Peran ini saya peroleh dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia
(Kemenpora RI), setelah berhasil mengikuti proses seleksi, saya ditugaskan di
desa Tanjungkarya, kecamatan Samarang, kabupaten Garut, provinsi Jawa Barat.
Berperan sebagai pemuda penggerak di pelosok kampung dan kawasan perdesaan
membuat saya semakin sadar bahwa ketertinggalan sebagian anak bangsa itu nyata
adanya.
Di desa yang saya gerakkan,
pola pikir mayoritas warga tidak semaju desa lain yang lebih dulu berkembang
dan terbuka. Akibatnya, sektor vital seperti pendidikan dan kesehatan bisa
dibilang cukup memprihatinkan. Pendidikan masih dipandang sebagai sesuatu yang
tidak terlalu prioritas, dampaknya sering terjadi angka putus sekolah pada
siswa, jumlah siswa yang melanjutkan pendidikan ke jenjang tinggi bisa
dihitung. Banyak di antara anak-anak kampung yang putus sekolah atau sekadar
puas sebagai tamatan SMP/SMA yang kemudian menganggur dan menjadi buruh. Di
sektor kesehatan, kesadaran warga akan pentingnya pola hidup sehat juga tidak
kalah minim. Sebagai contoh, hanya 20 persen warga desa yang memiliki jamban
sehat.
Berangkat dari keprihatinan
tersebut, saya memprioritaskan program kerja saya selama dua tahun di sektor
pendidikan, kesehatan, dan pembangunan komunitas pemuda. Tujuan saya tidak lain
adalah membangun paradigma warga desa agar bisa mengejar ketertinggalan dan
sejajar dengan desa-desa lain yang sudah maju. Untuk mewujudkan program
prioritas tersebut, saya wujudkan dengan langkah-langkah riil sebagai berikut:
Sektor pendidikan: saya
alokakasikan waktu maksimal tiga kali dalam seminggu untuk mengajar di SD SMP,
dan Madrasah Diniyyah. Menjadi kebahagiaan dan kepuasaan tersendiri bisa
berinteraksi dengan anak-anak kampung, mengajar dan mendidik mereka akan
nilai-nilai hidup, semangat, perjuangan, integritas, dan pentingnya pendidikan
dalam meraih masa depan yang lebih cerah.
Sektor Kesehatan: saya
gerakkan kader-kader posyandu desa, pegawai pos kesehatan desa (poskesdes),
bidan desa untuk bersama-sama mengedukasi warga akan pentingnya hidup sehat
seperti perlunya BAB di tempat tertutup, memiliki jamban sehat, menekan angka
kematian ibu dan bayi, serta pentingnya menjaga anak dari bahaya narkoba.
Sektor Pembangunan
komunitas: saya berdayakan pemuda kampung yang menganggur untuk produktif, saya
himpun mereka dalam wadah kelompok usaha pemuda produktif (KUPP). Saya damping
mereka dan saya beri mereka insentif modal untuk merintis usaha kecil berbasis
kuliner, namanya ‘Pungpa Tanjung’. Singkatan dari tepung beras dan kelapa. Cara
ini cukup ampuh dalam upaya membentuk mindset
produktif anak muda kampung. Mereka mendapatkan hasil hanya setelah berjerih
payah karena prinsipnya adalah bagi hasil. Jika untung dibagi rata, rugi
ditanggung bersama. Demikian kontribusi yang pernah saya berikan untuk
Indonesia yang akan selalu saya cintai.
Setelah berakhirnya kontrak
sebagai pemuda penggerak desa, saya berpikir untuk terus berkontribusi meskipun
dengan cara yang berbeda. Adapun hal yang saya lakukan adalah mengajar dan
memberikan inspirasi baik secara lisan maupun tulisan. Spirit Kebangsaan dan
pentingnya menjaga kebinekaan Indonesia adalah hal yang sering saya sampaikan.
Sementara untuk kontribusi
yang akan saya berikan dalam waktu mendatang adalah saya ingin menjadi dosen
profesional. Selain itu, saya juga ingin membangun rumah baca berbasis
perdesaan. Hal ini penting untuk menumbuhkembangkan minat baca dan literasi
sehingga cakrawala berpikir masyarakat semakin luas dan inklusif. Membaca
adalah kunci dasar kesuksesan sejati, karena itu rumah baca adalah instrumen
yang relevan guna merealisasikan mimpi menjadi bangsa maju.
Rumah baca ingin saya
padukan dengan Studio Kata, inisiatif ini saya gagas untuk membangkitkan
menulis siapapun yang berkunjung ke rumah baca. Studio Kata saya proyeksikan
menjadi dapur produksi tulisan-tulisan inspiratif, baik fiksi maupun non fiksi.
Di studio ini, saya juga ingin memberikan tips, inspirasi dan pengalaman
menulis. Semakin tinggi derajat literasi suatu bangsa semakin tinggi pula
derajat kemajuan suatu bangsa. Inilah media terbaik mewujudkan mimpi sejuta
gagasan, dan harapan itu semakin dekat. Saya ingin terus memberikan pencerahan,
dedikasi, menyalakan idealisme, menginspirasi anak-anak bangsa, dan melunasi
janji kemerdekaan kita ikut mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Saya
meyakini inilah jalan terbaik untuk mengabdi dan berkontribusi.
0 Response to "Essay Kontribusiku Bagi Indonesia"
Post a Comment