Beberapa hari terakhir jagat politik DKI Jakarta dan atmosfer kehidupan berbangsa sedang mengalami goncangan serius. Hal ini tidak lain karena sentimen agama membuat elemen-elemen ummat muslim geger, pemicunya tidak lain karena kontroversi pernyataan Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok yang dianggap melecehkan isi kandungan Al-Quran, tepatnya Surat Al-Maidah ayat 51. Ahok diduga kuat menistakan agama Islam atas pidatonya dalam kunjungan kerja ke kepulauan seribu 27 September 2016 lalu, di hadapan masyarakat Ahok menyebut bahwa ia merasa mendapat tekanan dari pihak-pihak yang berpijak pada Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 51. Secara ekplisit, Ahok menyampaikan pernyataan berikut ini:
"Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongin pakai surat Al-Maidah 51, macem-mecem itu. Itu hak bapak ibu, jadi bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya.." Dikutip dari pidato Ahok.
Pernyataan Ahok di atas sangat ampuh menyulut polemik ummat Islam dan lawan-lawan politiknya. Tidak ketinggalan Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai pemangku kepentingan urusan keislaman angkat bicara dan mengeluarkan fatwa bahwa Ahok benar-benar telah menistakan agama dan karenanya harus diproses hukum sebagaimana telah dilaporkan kepada Bareskrim Polri untuk ditindaklanjuti. Bahkan Jum`at kemarin (14/10/16), setelah melakukan ibadah Shalat Jum`at massa dari gabungan Ormas yang diorganisir oleh Front Pembela Islam (FPI) melakukan demo besar-besaran di depan kantor Bareskrim Polri yang meminta dugaan penistaan agama oleh Ahok diusut tuntas dan diproses sebagaimana mestinya. Massa juga melakukan aksi di depan Kantor Balaikota Jakarta, tempat Ahok bekerja, mereka meminta Ahok bertanggung jawab.
Polemik Ahok ini tentu dimanfaatkan betul oleh pesaing Ahok dalam Pilkada DKI 2017 mendatang, baik Anies Baswedan yang dicalonkan oleh Partai Gerindra-PKS maupun Agus Harimurti Yudhoyono yang dicalonkan oleh Partai Demokrat, PPP, PAN, PKB ikut mengomentari pernyataan Ahok yang dianggap menistakan agama Islam. Anies misalnya, ia menyayangkan Ahok yang tidak berhati-hati dalam melontarkan kata-kata sehingga menyinggung hal yang dianggap sensitif dan berpotensi memecah belah kebinekaan bangsa. Tidak mau kalah dari Anies, Agus juga berkomentar, bahwa tidak bijak mengaitkan ajaran agama (agama apapun) dengan konten politik, apalagi dikaitkan dengan perheletan Pilkada DKI 2017. Menurutnya sangat tidak tepat dan jauh dari etis.
Tahapan kampanye Pilkada DKI 2017 belum secara resmi dimulai, namun riuhnya bukan main. Elektabilitas Ahok yang sebelumnya begitu dominan kini mulai tergerus akibat hal-hal tidak penting yang dibuatnya sendiri. Saatnya Ahok sadar bahwa mempertahankan popularitas dan elektabilitas agar tetap diterima warga DKI itu sangat krusial agar visi besarnya membangun Jakarta bisa terus berlanjut. Dengan adanya preseden seperti ini, keuntungan besar bagi lawan-lawan politik Ahok untuk terus menyerang dan menjatuhkan Ahok agar tumbang dalam pagelaran DKI 15 Februari 2017. Masih ada waktu untuk memperbaiki diri, membenahi hal-hal konyol menjadi sesuatu yang elegan dan menarik untuk dijual dalam pasar politik DKI 2017.
Terlepas dari itu itu semua, saya sebagai non partisan dalam Pilkada DKI 2017 alias netral, hanya ingin menyampaikan bahwa kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok ini harus menjadi pelajaran berharga bahwa siapapun harus cerdas menentukan sesuatu "Apakah ini penting untuk disampaikan atau tidak? Pantas untuk dikatakan atau sebaliknya? Berpotensi menimbulkan kegaduhan atau tidak? Karena itu, dalam konteks komunikasi politik, memilih diksi sangatlah penting, komunikator harus jeli memilih kata-kata dan pernyataan yang akan disampaikan di hadapan publik. Jika tidak, maka yang akan terjadi adalah blunder politik yang merugikan. Saatnya introspeksi diri!
Ditulis sebagai ekspresi personal seorang blogger.
entah kenapa FB sekarang jadi banyak ustad berkeliaran berceramah tentang al maidah
ReplyDeleteentah mana yang benar nih critanya.
ReplyDeleteberpikir sebelum berbicara :)
ReplyDeletesaya sih diem aja gan.. belum tau apa apa.. liat aja nanti kejelasan dari pak ahok gimana..
ReplyDeleteThanks informaai nya
ReplyDeletepolitik bikin puyeng gan
ReplyDeletekata ayah saya politik adalah sampah
ReplyDeletesalam dua jari , salam 2 periode , ane udah pernah nonton video full nya tanpa di potong atau di edit , dan ngk ada soal penistaan agama , silahkan di cek klo ngk percaya
ReplyDelete