Di era yang penuh keterbukaan ini, segala informasi dan dokumen bisa dengan mudah didapatkan. Tidak peduli apakah bersifat pribadi, rahasia, layak diketahui publik atau tidak. Saat ini manusia bisa leluasa mengakses segala hal yang dikehendaki. Bahkan, Indonesia, negara yang kita cintai ini pun sampai memiliki Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Berangkat dari hal tersebut, kali ini saya akan buka-bukaan tentang salah satu dokumen pribadi yang saya rasa layak diketahui publik. Tahukah anda dokumen yang saya maksud?
Baiklah, inilah waktu yang tepat untuk berbagi pengalaman sekaligus file dokumen sebagaimana saya tulis di atas. Dokumen itu berupa surat Menpora RI kepada saya selaku Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3), sebuah program kepemudaan Kemenpora RI yang bekenaan dengan kemandirian, pengembangan dan kepeloporan pemuda. Sejujurnya, saya pribadi tidak pernah menyangka bisa mendapat surat langsung dari Menpora. Namun, faktanya surat itu berhasil diantar pak Pos ke tempat saya tinggal dengan selamat. Pertanyaannya sekarang, mengapa bisa seorang menteri mau menyurati saya? Ikuti terus tulisan ini.
Untuk diketahui, seumur-umur belum pernah saya terlibat korespondensi
dan dibalas langsung oleh pejabat negara sekelas menteri kecuali dengan
menteri yang satu ini, siapa lagi kalau bukan Menpora Imam Nahrawi. Ceritanya bermula ketika dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Garut awal tahun 2015 lalu, PSP3 penempatan Kabupaten Garut berkesempatan untuk bertatap muka dan berdialog dengan Menpora yang saat itu memberi waktu PSP3 untuk sekedar bincang-bincang ringan. Nah, pada momen itulah saya mencoba untuk memperkenalkan diri dan karya kedua saya. Pada kesempatan bertatap muka langsung dengan Menpora inilah saya menyampaikan bahwa saya bermaksud meminta kata pengantar beliau untuk buku karya kedua saya. Rupanya, respon Menpora cukup hangat dan positif, beliau menyetujui dan mengatakan kepada saya agar sesegara mungkin diajukan melalui biro persuratan Kemenpora.
Mendapat sinyal positif Menpora, dua minggu kemudian, saya segera ke kantor Kemenpora RI, di Jalan Gerbang Pemuda No 3 Jakarta Pusat. Disitu saya menemui staf khusus Menpora untuk menyampaikan surat permohonan kata pengantar berikut naskah karya kedua saya untuk disampaikan kepada Menpora. Selain itu, sebagaimana pesan Menpora, saya juga memasukkan surat permohonan kata pengantar serta satu bundel naskah ke biro persuratan untuk diproses. Tiga bulan kemudian, kata pengantar Menpora untuk buku kedua saya keluar, salah satu staf Kemenpora menghubungi saya dan mengirimkannya melalui email. Bagi saya, upaya positif saya selama ini tidak sia-sia. Pengantar Menpora kemudian saya gunakan untuk menambah daya tarik isi buku kedua saya. Beberapa bulan kemudian, buku kedua saya terbit, judulnya Paradigma Bintang: Refleksi Sosial Politik Mutakhir. Sebuah karya tentang kumpulan artikel, esai, dan catatan sosial politik 2012-2014 yang proses proses kreatifnya rampung ketika saya mendapat peran sebagai PSP3 .
Setelah terbit, jelas saya tidak mau seperti kacang yang lupa pada kulitnya. Jadi, kalau selama ini selalu dipersepsikan bahwa kacang rentan lupa pada kulitnya, sepertinya hal ini tidak berlaku pada saya. Karena itu, saya kirimkan dua buku saya di mana di situ ada kata pengantar Menpora kepada yang terhormat Bapak Menpora RI. Dan, di luar dugaan, ternyata Menpora begitu responsif, dua minggu setelah kiriman buku saya sampai. Staf Menpora menghubungi saya menanyakan alamat korespondensi saya untuk mengirimkan surat Menpora. Saya pun membalas email tersebut, tiga hari kemudian surat Menpora benar-benar sampai di tempat saya tinggal. Isi suratnya tidak lebih dari konfirmasi bahwa buku sudah beliau terima, ucapan apresiasi untuk kreatifitas pemuda yang disalurkan melalui sebuah karya nyata, dan harapan beliau agar pemuda Indonesia selalu kreatif dan produktif. Selebihnya bisa dibaca sendiri di file surat Menpora. Berikut filenya.
Bagi saya, inilah pengalaman mengesankan yang belum pernah saya alami sebelumnya, bisa berkorespondensi langsung dengan Menpora dan melibatkan beliau dalam salah satu karya saya adalah suatu kebahagiaan tersendiri yang tidak bisa dinilai dengan nominal uang. Ternyata berkarya (menulis) itu bisa menimbulkan efek yang cukup ampuh dalam mendatangkan atensi dan gairah semesta. Saya yakin, anda jauh lebih bisa.
ijin share om, sangat memotivasi
ReplyDeletesiap, silahkan gan..terima kasih telah berkunjung..
Deletewihh mantap sob berkarya terus . jangan mudah putus asa..kerent uh bisa dengan menpora..
ReplyDeleteCc : Arjuna Rafi
ok, terima kasih gan..Agan juga bisa kok..
DeleteIjin Share mas bro
ReplyDeleteMonggo, silahkan gan..
DeleteKenapa emangnya dengan psp3
ReplyDeletemakanya dibaca utuh gan..btw, terima kasih uda berkunjung
Deletethanks infonya
ReplyDeletesm2 gan..
Deletesemangat terus ya :) moga moga dapat sesuatu lagi yang lebih besar :)
ReplyDeleteok, terima kasih gan..Amin ya rabb..
Deletesemangat terus ya :) moga moga dapat sesuatu lagi yang lebih besar :)
ReplyDeletesiap, terima kasih gan..Amin ya rabb..
Deletemantap gan, sangat bermotivasi
ReplyDeleteterima kasih gan telah berkunjung..
Delete