Di antara kementerian-kementerian yang ada di dalam kebinet pemerintahan, ada satu kementerian yang sangat dekat dan bersinggungan langsung dengan keseharian masyarakat. Interaksi kementerian yang satu ini bisa dibilang sangat mudah dijangkau dan diikuti perkembangannya karena menyangkut hiburan masyarakat dan kreativitas anak muda. Tahukah anda apakah kementerian itu? Apalagi kalau bukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), iya, dalam Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo Kemenpora bisa dibilang fenomenal dan penuh gebrakan.
Mulai dari keluarnya kebijakan Menpora yang berani membekukan organisasi induk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kebijakan Menpora ini berlangsung satu tahun, sebagi hukuman bagi PSSI yang dianggap membangkang. Sebagai akibat dari intervensi pemerintah yang membekukan PSSI, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) juga membekukan Indonesia dari keanggotaan FIFA, juga kebijakan adanya Liga Santri bagi murid-murid pesantren, bantuan lapangan desa, hingga keberanian pemerintah menggelontorkan bonus besar bagi atlet peraih medali emas (5 milyar), perak (2 milyar), dan perunggu (1 milyar) dalam ajang Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Di bidang kepemudaan, salah satu program kepemudaan unggulan Kemenpora bernama Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) juga dievaluasi total dan saat ini statusnya diberhentikan. Semuanya terjadi di era Menpora baru.
Di balik setiap kebijakan suatu kementerian, di situ ada seorang menteri yang menentukan suatu pengambilan kebijakan. Tahukah anda, siapakah sosok Menpora yang dua tahun terakhir telah membuat adanya transformasi di tubuh Kemenpora? Baik, Menpora era Presiden Jokowi namanya Imam Nahrawi, seorang politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kelahiran Bangkalan Madura. Menpora Imam Nahrawi yang lahir di Bangkalan, 8 Juli 1973 ini bisa dibilang orang Madura pertama yang dipercaya presiden memimpin kementerian yang mengurusi masalah pemuda dan olahraga. Di bawa sentuhan tangan dinginnya Kemenpora dibawa menuju ke arah yang lebih progresif dan berkarakter.
Pria lulusan Fakultas Tarbiyah, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab UIN Sunan Ampel, Surabaya ini (lulus 1991-1998) sebelumnya sudah malang melintang dalam duniah aktivis dan politik. Menurut rekam jejaknya, Imam Nahrawi pernah menjadi aktivis dan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur (1997-1998), Ketua Umum Dewan Koordinasi Nasional Garda Bangsa (2004-2008), Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur (2010-2015), dan dari tahun 1999-2014 beliau menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari PKB. (Sumber: nahrawi center.com)
Mungkin anda bertanya-tanya, kok bisa ya lulusan Tarbiyah bisa dipercaya mengurusi masalah kepemudaan dan kelohragaan? Jawabannya, ya bisa saja, karena namanya garis takdir tidak ada yang tahu. Hanya Tuhan yang memahami dan mengetahui apa yang semestinya dan tidak semestinya terjadi bagi hambanya. Seorang Imam Nahrawi, adalah wujud dari kehendak Tuhan yang menakdirkannya menjadi Menpora RI.
Baru tahu ane gans
ReplyDeleteIya, selamat berkenalan gan..
DeleteThanks infonya gan. Jadi tau lebih banyak tentang menpora kita.
ReplyDeleteThanks Infonya Gan
ReplyDeletesosok yg ane banggakan :)
ReplyDeletejadi lebih tau tentang sosok pak Imam :D
ReplyDeleteOh saya hanya tahu satu mentri, ya pak imam ini. itu pun karena berkunjung dari blognya mas zahir. hehehe
ReplyDeleteterimakasih gan jadi lebih mengenal menpora kita
ReplyDeletemenpora wah tidak asing lagi di telinga kita,thanks informasinya
ReplyDelete