Sehari pasca gugatan Jaksa Amerika Serikat, Kamis (21/7), Gedung Putih mendesak Malaysia menunjukkan komitmen atas tata pemerintahan yang baik dan transparan. Diduga kuat, desakan tersebut dilontarkan terkait kasus dana investasi negara Malaysia, 1MDB.
Juru Bicara Gedung Putih Josh Ernest mengatakan, desakan itu untuk mengingatkan kembali pertemuan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Presiden AS barack Obama, tahun lalu, di Kuala Lumpur Malaysia. Dalam pertemuan itu, Obama menekankan pentingnya transparansi dan tata pemerintahan yang baik. Desakan itu ditengarai mengacu pada proses penyelidikan atas dugaan korupsi dana 1MDB.
Jaksa AS mengatakan, sejumlah pejabat korup Malaysia telah mengalirkn sekitar 3.5 miliar dolar AS (sekitar 45,6 triliun) dari 1MDB ke sejumlah perusahaan cangkang serta sejumlah rekening di Singapura, Swiss, Luksemburg, dan AS. Departemen Kehakiman AS ingin menyita aset senilai total 1,3 miliar dollar AS (17 triliiun) yang terlacak sistem keuangan AS. Sebagian uang itu, telah digunakan untuk membeli sejumlah rumah mewah, jet pribadi senilai 35 juta dollar AS, serta sejumlah lukisan karya Vincent Van Gogh, juga untuk membantu membiayai film Hollywood berjudul The Wolf of Wall Street yang dibintangi Leonardo DiCaprio.
"Terkait penyitaan itu, Departemen Kehakiman sedang mengirim pesan bahwa kita tidak akan membiarkan Amerika Serikat menjadi taman bermain bagi koruptor," kata Jaksa AS Eileen Deckerdi Los Angeles. Salah satu nama yang diduga terlibat dalam keuangan itu adalah anak tiri Najib, Riza Shahriz Abdul Aziz. Ia diduga menggunakan dana 1MDB utnuk turut membiayai film The Wolf of Wall Street.
Decker menegaskan, Departemen Kehakiman mengambil kebijakan itu karena mereka tidak ingin membiarkan sistem keuangan dan industri AS menjadi tempat tempat pencucian atau tempat menyembunyikan atau menginvestasikan dana haram. Najib yang selalu membantah terlibat di dalamnya, melihat langkah AS itu sebagai tindakan sangat serius. Bahkan, ia menyebut laporan tersebut sebagai sabotase politik terhadap dirinya. Dia mengatakan, pemerintahnya akan bekerja secara penuh dengan otoritas AS.
IMDB merupakan perusahaan dana investasi negara yang pembentukannya diprakarsai Najib Razak pada 2009 setelah ia menduduki pucuk kekuasaan di Malaysia. Dugaan korupsi atas 1MDB mencuat awal Juli 2014, pasca laporan investigasi koran Wall Street Journal. Laporan itu menyebutkan, ada aliran dana sekitar 700 juta dollar AS dari sejumlah badan perbankan dan perusahaan terkait 1MDB. Dari sejumlah dokumen yang dikutipnya, termasuk formulir transfer bank serta grafis aliran dana yang dibuat penyidik Malaysia, tampak seluruh uang itu bermuara ke rekening Najib.
Seorang pengusaha Malaysia yang juga teman dekat kaluarga Najib, yaitu Low Taek Jho, diduga turut mengatur dana itu. Meski tidak memiliki posisi resmi, pengusaha itu memiliki peran kunci dalam pengelolaan 1MDB. Pada 2011, misalnya, dana 330 juta dollar mengalir ke rekening pengusaha tersebut. Menyusul gugatan Departemen Kehakiman AS dan permintaan otoritas AS, pihak berwenang Swiss telah menyita tiga lukisan karya Claude Monet dan Vincent an Gogh sebagai bagian dari penyelidikan atas skandal 1MDB. (REUTERS/AFP)
0 Response to "Terjerat Korupsi, AS Tindak Tegas Malaysia "
Post a Comment