Akibat stok pangan yang langka dan mahal, masyarakat Venezuela protes dan marah di jalanan hingga berakhir rusuh dan penjarahan puluhan toko. Kepolisian Venezuela menangkap sedikitnya 400 orang yang terlibat, termasuk tiga tersangka pemimpinnya, Kamis (16/6). Polisi juga menangkap beberapa orang lagi di kota lain.
"Kasus ini masih kami selidiki dan pasti akan akan ketemu nanti dalang di balik kerusuhan dan penjarahan yang terjadi selama ini, "kata Gubernur Negara Bagian Sucre, Luis Acuna, yang juga anggota Partai Sosialis yang kini berkuasa di Venezuela. Belum juga diketahui dalangnya, Acuna menuding kelompok oposisi sengaja sengaja menabur nilai-nilai yang dinaut paramiliter, seperti kebencian dan kejahatan, pada warga sipil. "Sekarang Cumana (ibu kota Negara Bagian Sucre) sudah kembali normal. Kami sudah mengerahkan pasukan keamanan untuk menjaga ketertiban," ujarnya.
Tak kurang puluhan toko roti, supermarket, dan toko perkakas dijarah di kota Cumana, Selasa lalu. Akibat antre makanan dan penjarahan sejak krisis pangan itu, empat orang tewas. Insiden tersebut berawal ketika ada protes masyarakat yang berakhir rusuh. Saat itu, sekelompok orang bersepeda motor menjarah truk pembawa makanan. Polisi menahan sepeda motornya 72 jam.
"Rusak semuanya, semua stok makanan diambil. Bahkan, mebel juga diambil. Betu-betul hancur semua," kata Presiden Kamar Dagang Cumana Ruben Saud. Menurut pemantauan Kekerasan Venezuela, hampir setiap hari selalu terjadi protes protes yang berakhir rusuh dan penjarahan. Sedikitnya terjadi 10 penjarahan yang dibubarkan dengan gas air mata dan tongkat pukul. "Penjarahan akan terus terjadi karena masih ada orang kelaparan," kata Direktur Pemantau Kekerasan Venezuela Roberto Briceno Leon.
Adapun Pemantau Konflik Sosial Venezuela juga memaparkan laporan bahwa dalam lima bulan terakhir sedikitnya 250 penjarahan terjadi di sejumlah daerah. Jumlah itu meningkat pada bulan Mei. Kelompok pejuang HAM Incide menyatakan, sampai saat inikorban tewas mencapai lima orang. "Banyak penjarahan dilakukan geng motor lalu dicontoh warga lokal," kata Ketua Incide Estelin Kristen.
Dalam insiden terakhir, remaja usia 17 tahun tewas setelah terluka parah dalam unjuk rasa di Negara Bagian Merida. Namun, menurut peberitaan media lokal, anak itu ditembak pada kepala ketika polisi dan tentara bentrok dengan pengunjuk rasa.
Untuk mengantisipasi antrean bahan makanan yang panjang dan protes yang berakhir rusuh, pemerintahan Presiden Venezuela Nicholas Maduro membentuk komite khusus di setiap kampung untuk membagikan makanan. Langkah ini dianggap solusi di situasi darurat seperti sekarang. Daripada antre, bahan makanan diantar satu per satu ke setiap rumah. Namun, langkah ini membuat marah masyarakat dan kelompok oposisi karena seperti memberi jatah makanan dan memaksa warga miskin untuk setia dan patuh pada pemerintah. (REUTERS/AFP/AP)
0 Response to "Parahnya Penjarahan Makanan di Venezuela"
Post a Comment