Adalah fakta bahwa manusia
semakin hari semakin tua, dalam pada itu ada sunnah alam yang memastikan bahwa
manusia semakin tua semakin melemah. Baik pikiran, daya ingat, panca indra
dipastikan mengalami penurunan fungsi, penglihatan mulai kabur, pikiran mulai pikun, gigi geraham
mulai ada yang gingsul, dan sebagainya. Itulah siklus alamiah manusia, semakin
lama di dunia, semakin layu. Suka tida suka, mau tidak mau, hal ini harus
diterima. Namun demikian, sejatinya manusia bisa mengimbangi gejala penuaan itu
dengan strategi-strategi yang semestinya. Dalam tulisan ini, saya ingin berbagi
trik dalam melawan pikun, salah satu penyakit yang rawan menyerang siapapun
manusianya, termasuk saya sendiri.
Cara ampuh melawan pikun |
Tidak membiarkan pikiran
kosong dan tidak bekerja adalah pilihan tepat dalam menangkal serangan pikun, Dalam
sehari, luangkan waktu untuk menghangatkan otak-pikiran anda dengan
materi-materi bacaan yang positif. Berapa durasinya? Bergantung kemampuan anda,
anda mampu satu jam, luangkan waktu satu jam untuk memberikan waktu bagi otak –
pikiran anda bekerja dengan menyerap informasi dari materi bacaan. Atau hanya
mampu 20-30 menit, ya tidak masalah, intinya jangan biarkan satu hari otak beku
dan tidak berfungsi. Membaca merupakan hal dasar yang bisa dijangkau siapapun,
membaca juga merupakan terapi sederhana dalam menjaga saraf-saraf pikiran terus
terlatih. Ibarat motor yang harus dihangati setiap hari, otak dan pikiran
manusia juga mesti dihangati, dirangsang dengan hal positif agar terus
berfungsi dan tidak karatan.
Dalam memerangi gejala pikun,
saya meluangkan waktu dalam sehari dengan aktivitas membaca, koran atau surat
kabar paling sering menjadi sasaran bacaan. Mengapa koran? Karena membaca koran bagi saya seperti membaca
kehidupan, dari membaca koran saya jadi
tahu apa dan bagaimana perkembangan dunia, mulai dari lokal, nasional, hingga
internasional. Namun tidak semua koran saya baca, mengapa? Karena saya punya
selera dan standar tertentu dalam memilah koran mana yang layak saya baca.
Sekedar berbagi, selera saya untuk bahan bacaan koran kebetulan menyukai Harian
Kompas, seperti yang terlihat pada gambar di atas, Kompas memang menjadi salah
satu sumber bacaan saya sebagai terapi melawan pikun. Mengapa Kompas? Jujur, menurut
penilaian saya, Kompas sampai detik ini merupakan satu-satunya media cetak
nasional, senior, yang benar-benar kredibel, netral, dan benar-benar menjunjung
tinggi kode etik jurnalistik. Jika salah akan tetap dikatakan salah, tidak
peduli siapa yang bersangkutan, sebaliknya jika benar akan tetap dikatakan
benar. Sesuai dengan jargonnya “Amanat Hati Nurani Rakyat” apa yang tertulis di
Kompas adalah hal yang apa adanya sesuai dengan realitasnya, tidak diplintir
ataupun dipolitisir. Begitulah fakta terkait dengan selera koran bacaan saya.
Tentu sekalipun saya
menjadikan Kompas sebagai salah satu sumber bacaan, tidak lantas menerima
mentah-mentah, adakalnya saya juga mengkritisi dan menalaah lebih lanjut. Dengan
begitu otak-pikiran terus bekerja dan penyakit pikun bisa dilawan dan
diminimalisir.
Thanks infonya gan, sangat bermanfaat
ReplyDeleteAmin..Semoga gan!!
Delete