Upaya peningkatan minat baca masyarakat yang terkait dengan distribusi buku bisa diatasi dengan pengadaan buku elektronik. Buku ini bisa diunduh melalui beberapa platform atau aplikasi telepon pintar. Peran media sosial juga sangat besar untuk mendongkrak tingkat literasi masyarakat Indonesia. Artinya, teknologi sangat membantu perluasan minat baca buku secara mendalam.
Buku elektronik bisa menjadi solusi meski saat ini belum masif. Direktur Kelompok Penerbitan Kompas Gramedia Wandi T Barata mengatakan, saat ini nilai bisnis buku elektronik hanya 1 persen ketimbang buku yang tercetak. Akan tetapi, perkembangan di masa yang akan datang bisa lebih baik. "Hingga saat ini ada 12.000 buku elektronik yang sudah terjual, itu masih sangat kecil, 1 persen dari yang printed," kata Wandi, Jumat (17/6).
Meski penjualan buku elektronik masih kecil, Direktur Eksekutif Penerbit Noura Books Tutuk Pengestuningsih optimis buku elektronik lambat laun akan diminati seiring masifnya budaya layar. "Kami (penerbit di Grup Mizan) selalu membuat versi elektroniknya ketika satu buku terbit. Sudah ada pasarnya meski belum terlalu besar. Buku elektronik pas untuk anak-anak muda zaman sekarang," ujarnya.
Tutuk menyebutkan, saat ini terdapat sekitar 2.000 buku dari Grup Mizan yang bisa diunduh. Khusus untuk Noura Books, terdapat 254 judul yang bisa diunduh di Google Play. Penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) juga selalu menyediakan buku versi elektronik setiap kali terbit buku baru. Dalam sepekan GPU rata-rata menerbitkan 30 judul buku atau 1.500 per tahun dengan tiras minimum 3.000 eksemplar per judul.
Setiap bulan GPU rata-rata mengunggah 700-an judul buku yang dijual melalui Scoop. "GPU ada kontrak eksklusif dengan Scoop. Jumlahnya cukup lumayan karena pasarnya sudah ada. Buku-buku fiksi paling diminati. Misalnya data Januari 2016, ada 723 judul buku elektronik GPU yang terjual di Scoop," kata Humas GPU Dionisius Wisnu.
Lebih lanjut, menurut Tutuk, literasi sebetulnya tidak dipahami sekedar membaca dan menulis buku, tapi lebih jauh lagi, yakni memahami secara mendalam segala hal yang ada di sekitar kita. Buku menjadi satu hal yang sangat penting, tetapi buku kini tak hanya yang tercetak dan pengetahuan bisa didapat dari mana saja. (KOMPAS)
Menurut ane e-book ga nyaman dibaca. Bikin mata perih gan. Mending buku asli, dimulai dari yang ringan-ringan bacaanya kaya ccerita motivasi, novel. Kalo uda terbiasa enak kok baca. Ane sebulan minimal dua buku.. wkwkw sekarang lg baca bukunya tetralogi pram, bumi manusi, anak semua bangsa,
ReplyDelete