Dunia
akademis Indonesia semakin hari semakin cerah saja, amanat Undang-Undang Dasar
1945 untuk mencerdaskan kehidupan bangsa nampaknya mulai nyata terlihat. Realisasi
20 persen Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk sektor pendidikan sudah
diwujudkan pemerintah pusat sejak tahun 2009 lalu. Namun begitu, baru beberapa
tahun kemudian ada gebrakan monumental di bidang pendidikan, dimulai dari
adanya program program Beasiswa Bidikmisi, Beasiswa Unggulan (BU) Kemdikbud, dan
Beasiswa Lembaga Pengelolan Beasiswa Pendidikan (LPDP) Kemenkeu.
Saat
ini, dunia pendidikan Indonesia sedang gencar mencetak insan-insan akademis
dengan memberi mereka beasiswa alias sekolah gratis, tujuannya tidak lain untuk
menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas, siap mengabdi pada
bangsa dan negara melalui sektor akademis dan varian-variannya. Dewasa ini pemerintah
sedang memanjakan dosen untuk meningkatkan strata pendidikan dan kualifikasi
akademik mereka. Melalui program beasiswa, tahun 2016 ini pemerintah membuka
program Beasiswa Untuk Dosen Indonesia (BUDI). Program ini merupakan sinergi
antara Kemristekdikti dan LPDP.
Menurut
Profesor Ali Ghufron Mukti sebagaimana dilansir dalam kompas.com, Dirjen Sumber
Daya Dikti, kuota BUDI tahun 2016 adalah 2300. Komposisi beasiswa yang
ditawarkan adalah 2000 kuota bagi dosen yang berhasrat melanjutkan studi dalam
negeri, 300 beasiswa bagi dosen yang berniat menempuh studi lanjut di luar
negeri. BUDI didedikasikan kepada dosen yang telah memiliki Nomor Induk
Nasional (NIDN) atau Nomor Induk Khusus (NIDK). Namun demikian, bagi dosen
Perguruan Tinggi baru, dosen yang belum memiliki nomor induk dipersilahkan
mendaftar. Ada kuota khusus dari Kemristekdikti.
Persyaratan
yang mesti dipenuhi untuk mendapatkan BUDI adalah memiliki rekam jejak akademik yang baik, yang salah
satu tolak ukurnya dilihat dari produktivitas publikasi jurnal ilmiah. Selain itu, kohorensi alias
keterhubungan back ground akademik
juga menjadi pertimbangan proses seleksi. Prinsip “the right man in the right place” berlaku dalam BUDI. Hal ini
dimaksudkan untuk terciptanya mutu dosen Indonesia yang diharapkan dapat
mengabdi sesuai dengan kualifikasinya.
Dalam
proses seleksi dan pendanaan, Kemristekdikti menggandeng LPDP beserta tim
bentukannya dalam menentukan individu terbaik yang dianggap layak mendapatkan
BUDI. Rangkaian seleksi mencakup seleksi administrasi, kecakapan (aptitude test), dan wawancara.
Menariknya, individu penerima BUDI baik jenjang S2-S3 nantinya akan dibebastugaskan
dari beban mengajar selama menempuh studi. Harapanya agar fokus dan bisa
menghasilkan karya tugas akhir berupa tesis dan disertasi yang berkualitas.
Jika
anda dosen, memiliki NIDN-NIDK dan memenuhi kualifikasi, tertarik dengan
beasiswa BUDI, bisa mengunjungi laman budi.ristekdikti.go.id. Selamat mencoba!
0 Response to "Mengenal Beasiswa BUDI 2016"
Post a Comment