Desa
Tanjung Karya ini menyimpan beberapa masalah yang membutuhkan solusi
untuk perbaikannya. Kesehatan dan pendidikan merupakan masalah yang
paling tampak, kesadaran warga untuk hidup sehat dengan lingkungan yang
sehat bisa dibilang cukup memprihatinkan. Hal ini dapat dilihat dari
minimnya warga yang menggunakan jamban sehat, hanya sekitar 10 persen
warga yang memilikinya. Selain itu, kesadaran warga akan pentingnya air
bersih juga minim, praktik hidup yang tidak layak seperti buang air
besar di tempat terbuka di mana kotoran tersebut kemudian disalurkan ke
kolam penampungan ikan konsumsi adalah kebiasaan yang berlangsung di
desa yang terletak di atas 900 mdpl ini. Bisa dibayangkan, apa jadinya
jika anda buang air di jamban terbuka, terus tinja tersebut dibuang ke
kolam ikan, kemudian anda memakan ikan tersebut? Jijik dan risih tidak?
Sebagai
wujud keprihatinan atas masalah tersebut, pihak berwenang seperti Dinas
Kesehatan, Puskesmas merasa perlu mengadakan penyuluhan dan pelatihan
tentang pentingnya hidup sehat bagi warga. Saya berkesempatan
mendampingi pelaksanaan acara pembangunan kapasitas kesehatan masyarakat
tersebut, dari pengamatan saya, persoalan paradigma lagi-lagi menjadi
pokok masalah yang turut menyebabkan warga enggan menggunakan jamban
sehat dan mengonsumsi air layak pakai menurut standar kesehatan.
Dalam perspektif mereka, buat apa membuat jamban yang harganya mahal, mending buat makan; buat apa bayar iuran buat pengadaan air bersih. mending buat belanja lainnya. Inilah persoalan klasik warga kampung pedalaman yang butuh pendekatan khusus. Karena itu, mendekati mereka harus ekstra sabar dan juga harus dengan kesediaan pemangku kepentingan terkait memberikan teladan yang menuntun gerak langkah warga menjadi lebih baik. Sampel potret keamanan insani (human security) warga Tanjung Karya yang cukup memprihatinkan dan upaya untuk membangun kapasitas kesehatan warga yang berhasil saya dokumentasikan dapat dilihat melalui foto di bawah ini.
Dalam perspektif mereka, buat apa membuat jamban yang harganya mahal, mending buat makan; buat apa bayar iuran buat pengadaan air bersih. mending buat belanja lainnya. Inilah persoalan klasik warga kampung pedalaman yang butuh pendekatan khusus. Karena itu, mendekati mereka harus ekstra sabar dan juga harus dengan kesediaan pemangku kepentingan terkait memberikan teladan yang menuntun gerak langkah warga menjadi lebih baik. Sampel potret keamanan insani (human security) warga Tanjung Karya yang cukup memprihatinkan dan upaya untuk membangun kapasitas kesehatan warga yang berhasil saya dokumentasikan dapat dilihat melalui foto di bawah ini.
0 Response to "Membangun Kapasitas Kesehatan Warga"
Post a Comment