Setiap tanggal 2 Mei, Indonesia
memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Pada tanggal itu juga,
secara serentak seluruh entitas dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan
bersuka cita menyambut datangnya Hardiknas. Tahun ini Hardiknas mengambil tema
"Nyalakan Pelita, Terangkan Cita-Cita, suatu tagline
yang luar bisa inspiratif. Dan menjelang berakhirnya tugas Agustus 2016
medatang, penulis selaku Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan Perdesaan (PSP3) Kemenpora RI mencoba untuk memaksimalkan peran sebagai Sarjana
Penggerak Desa dalam menopang pembangunan manusia desa. Dalam pada itu,
momentum bulan Mei 2016 yang kental dengan nuansa pendidikan, penulis
mengisinya dengan blusukan ke ruang-ruang kelas yang ada di wilayah perdesaan. Bagi
PSP3, blusukan ke ruang kelas di bulan peringatan Hardiknas adalah momentum
berharga untuk menyemai nilai-nilai luhur pendidikan.
Bagi PSP3, merupakan suatu
kebahagiaan tersendiri bisa hadir di tengah-tengah mereka, berjumpa murid-murid
Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah adalah hal yang menyenangkan dan menghibur.
PSP3 bisa menyalakan pelita pendidikan yang sesungguhnya, menyampaikan masalah darurat
moral yang melilit anak muda Indonesia, spesifiknya berkenaaan dengan darurat kejahatan
seksual pada anak, darurat narkoba, dan darurat pornografi. Kasus pemerkosaan
dan pembunuhan oleh 14 pelaku berusia di
bawah 20 tahun yang menimpa Yuyun (14), murid SMP kelas VIII di Bengkulu adalah
puncak gunung es masalah moral anak Indonesia.
PSP3 menceritakan tragedi moral
tersebut sambil lalu menyelipkan pesan dan ajakan agar anak-anak waspada serta
hati-hati dengan ancaman narkoba dan pornografi. Pengaruh minuman keras sebagai
bagian dari narkoba dan keseringan menonton video porno ditengarai menjadi
penyebab utama 14 pelaku yang mayoritas tergolong anak-anak melakukan perbuatan
keji terhadap Yuyun. Karena itu, PSP3 juga menyampaikan pentingnya mengambil
hikmah dan pelajaran dari bencana moral yang terjadi. Hikmahnya adalah jangan
pernah bergaul dengan lingkungan yang tidak kondusif dan cendrung merusak, menyibukkan
diri dengan hal-hal positif seperti memperbanyak membaca, berorganisasi, berkesenian
dan hal-hal positif lain adalah salah satu cara selamat dari pengaruh negatif
hal-hal yang merusak.
Sebagai penutup dan pamungkas,
PSP3 juga mengharapkan murid-murid berani bermimpi, terus mengejar cita-cita
dengan kerja keras dan doa. Wujudnya, dengan menyelesaikan sekolah sapai
tuntas, melanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi. PSP3 lebih lanjut mendoakan
semua murid bisa sukses, menjadi manusia berguna dan berkontribusi bagi
pembangunan bangsa. Inilah cara PSP3 merayakan Hardiknas, bahwa pelita harapan
itu memang harus dinyalakan agar cita-cita pendiri bangsa tentang terwujudnya
manusia-manusia Indonesia yang unggul senantiasa terang sepanjang waktu.
0 Response to "Cerita PSP3 Merayakan Hardiknas 2016"
Post a Comment