GARUT, PARADIGMA - Hari Jadi
Garut (HJG) ke 203 yang jatuh pada hari Selasa, 16 Februari 2016 adalah acara
terakhir yang bisa saya hadiri dalam kapasitas saya selaku pemuda yang mendapat
peran dari negara sebagai penggerak pembangunan perdesaan di Kabupaten Garut. HJG
tahun depan bisa dipastikan saya tidak lagi berperan sebagai pemuda penggerak
di kabupaten berudara sejuk ini, tahun depan juga belum tentu saya ada di
Garut. Karena itu, saya tidak menyia-nyiakan momentum ini, ketika mendapat
undangan menghadiri acara HJG, saya pastikan untuk hadir. Bersama kawan-kawan
yang lain, kami turut memeriahkan acara HJG ke 203 yang berlangsung di lapangan
pendopo Kabupaten Garut.
Seperti lazimnya acara perayaan
hari ulang tahun negara atau suatu entitas sosial politik kaliber kotamadya, kabupaten
atau provinsi, acara HJG berlangsung seperti demikian adanya. Upacara HJG dipandu
komandan upacara dan Bupati Garut bertindak sebagai inspektur upacara. Acara
diawali dengan laporan dari komandan upacara kepada inspektur upacara, pengibaran
sang saka merah putih oleh Paskibraka Garut, dilanjutkan dengan menyayikan lagu
Indonesia Raya, disambung kemudian dengan mengheningkan cipta, disambung lagi
dengan sambutan dan pidato dari inspektur upacara selaku Bupati Garut terkait
HJG ke 203.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada pemenang acara napak tilas Garut, penyerahan penghargaan kepada Sekolah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Camat berprestasi Garut. Acara HJG ke 203 yang mengusung tema “Dengan Semangat Hari Jadi Garut Ke 203 Tahun 2016 Kita Tingkatkan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Dan Kualitas Pelayanan Dasar Menuju Masyarakat Garut Yang Sejahtera“ dihadiri oleh jajaran pegawai negeri di lingkungan Pemda Garut, TNI-POLRI, DPRD Garut, Veteran Garut, pensiunan Bupati-Wakil Bupati Garut, perwakilan pelajar, KNPI, PSP3 Kemenpora RI, tokoh masyarakat, pimpinan ormas dan parpol.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemberian hadiah kepada pemenang acara napak tilas Garut, penyerahan penghargaan kepada Sekolah, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Camat berprestasi Garut. Acara HJG ke 203 yang mengusung tema “Dengan Semangat Hari Jadi Garut Ke 203 Tahun 2016 Kita Tingkatkan Pembangunan Infrastruktur Wilayah Dan Kualitas Pelayanan Dasar Menuju Masyarakat Garut Yang Sejahtera“ dihadiri oleh jajaran pegawai negeri di lingkungan Pemda Garut, TNI-POLRI, DPRD Garut, Veteran Garut, pensiunan Bupati-Wakil Bupati Garut, perwakilan pelajar, KNPI, PSP3 Kemenpora RI, tokoh masyarakat, pimpinan ormas dan parpol.
HJG yang saban tahun diperingati
ini memiliki rangkain acara menarik yang berlangsung dari bulan Februari-Mei
2016, antara lain: Launching Program Amazing Garut (16 Februari 2016) GOR
Ciateul Garut, Peresmian Proyek Tahun 2015 (18 Februari 2016) di Gedung
Lasminingrat Garut, Parade Mobil Hias (21 Februari 2016) Keliling Kota Garut, Pameran
Pembangunan dan Multi Produk (21-27 Februari 2016) di Pendopo Garut, Lomba Garut Fashion Week (21-27 Februari 2016)
di Pendopo Garut, Helaran Budaya (23 Februari 2016) di Jalan Ahmad Yani Garut,
Garut Intan Carnival (27 Februari 2016) di Jalan Ahmad Yani Garut, Pentas Seni
Budaya (27 Februari 2016) di Jalan Ahmad Yani Garut, Adventure Ulin Ka Desa
2016 (13 Maret 2016) di Singajaya Garut, Light Down Hill (19-20 Maret 2016) di
Cibereum Garut, Adventure Wisata (7-8 Mie 2016) di Pameungpuk-Rancabuaya Garut.
Bagi saya, HJG ke 203 merupakan
momentum yang terasa spesial mengingat enam bulan lagi (Akhir Agustus 2016)
saya akan mengakhiri tugas dan peran sebagai PSP3 Kemenpora RI di kota dodol
ini. Tidak terasa sudah satu tahun setengah saya bertugas di Garut, rasanya
baru kemarin saya sampai di Garut. Begitu
banyak kenangan dan pengalaman yang saya dapatkan di sini, jujur, selama
setahun lebih, saya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk merealisasikan
tupoksi sebagai pemuda penggerak pembangunan perdesaan.
Beberapa langkah aksi sudah saya
berikan untuk membantu pembangunan Garut, utamanya di bidang pembangunan
manusia (human development). Di
antaranya adalah dengan membantu kinerja sektor pendidikan di Sekolah Dasar,
Madrasah Diniyyah, dan Sekolah Menengah Pertama di desa saya bertugas. Yang
sering saya lakukan adalah dengan memberi kelas inspirasi, pendidikan karakter,
mental dan pembangunan paradigma pelajar desa. Membina sektor kewirausahaan
pemuda desa melalui pembentukan Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) ‘Pungpa
Tanjung’, membina organisasi kepemudaan Karang Taruna Desa, mendampingi dan
memfasilitasi Kelompok Kerja Posyandu Desa, mendampingi dan memfasilitasi
pelayanan publik yang dilakukan Pemerintah Desa, mendampingi Kelompok Tani Desa,
dan ikut mendampingi serta memfasilitasi peningkatan kapasitas Badan Usaha
Milik Desa di sektor pengadaan air minum
bersih dan sanitasi masyarakat (Pamsimas).
Dahulu saya mengenal Garut hanya
dari televisi, kesan yang ada ketika itu Garut tergolong daerah tertinggal, dan
tanpa disangka saya ditakdirkan bertugas selama dua tahun di Garut untuk
membantu percepatan pembangunan Garut.
Memang benar, beberapa tahun ke belakang, katakanlah ketika pertama kali
saya menginjakkan kaki di bumi Garut, label daerah tertinggal nyata adanya. Yang
paling tampak adalah sektor Sumber Daya Manusia yang bisa dibilang masih minim,
mentalitas SDM yang belum sepenuhnya terbentuk, serta kualitas akses kesehatan yang juga minim.
Bisa dibayangkan, di desa saya
bertugas, ternyata warga yang memiliki jamban sehat hanya 10 persen. Sisanya
BAB di tempat terbuka yang kemudian dibuang ke empang yang ditanami ikan
konsumsi untuk kemudian dijadikan lauk. Selain itu, bertahun-tahun lamanya
warga menggunakan air situ yang kebersihannya diragukan. Karena itulah, saya
bersyukur desa yang saya dampingi tahun 2015 kemarin mendapat proyek pengadaan air
minum bersih dan sanitasi masyarakat (Pamsimas) dari APBD Garut. Hal ini
berdampak positif pada perubahan paradigma masyarakat desa yang kini mulai
menyadari pentingnya hidup sehat, sekarang tercatat sudah seratus lebih warga
yang berlangganan air bersih yang dikelola oleh BUMDes Pamsimas. Selain itu, beberapa
warga saat ini mulai membuat jamban sehat.
Membandingkan kondisi desa binaan
di masa-masa awal saya bertugas dengan kondisi saat ini sungguh tampak berbeda,
terlihat ada kemajuan signifikan di berbagai sektor, seperti infrastruktur desa
yang mulai membaik, mental aparat desa dan pemuda yang mulai terbangun, dan
paradigma warga yang mulai terbuka dengan pembaruan dan perkembangan.
Pada HJG ke 203 ini, saya hanya
ingin menyampaikan Dirgahayu, Selamat Hari Jadi Garut yang ke 203! Semoga ke
depan arah pembangunan Garut benar-benar semakin membawa Kabupaten Garut lepas
dari label daerah tertinggal, untuk kemudian mengejar daerah-daerah lain yang
lebih dulu maju. Saya optimis, di bawah kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati
(Rudi Gunawan SH., MH. MP. dan dr. Helmi Budiman) Garut bisa maju dan
sejahtera. Semoga!
0 Response to "Cerita Ultah Garut 2016"
Post a Comment