Displin ilmu yang satu ini bisa dibilang ajaib, hampir semua aspek dicomot dan harus dipelajari mahasiswa yang terjerumus mengambil jurusan atau pogram studi tersebut. Tahukah anda hal yang dimaksud? Baik saya bagikan disini, disiplin ilmu yang dimaksud di atas adalah International Relation (IR; Hubungan Internasional). bidang ilmu yang menjadi dapur lahirnya diplomat-diplomat bangsa. Ada apa dengn IR? Tentunya ada banyak hal yang mesti diketahui oleh yang belum mengerti IR. Saya memastikan bahwa IR adalah rumpun ilmu yang unik, lahir pasca Perang Dunia I sebagai respon bahwa hubungan bangsa-bangsa dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari kepentingan domestik suatu negara, sistem atau kondisi internasional sampai persepsi pemimpin suatu bangsa. London School of Economic adalah institusi pertama yang memiliki jurusan Ilmu Hubungan Internasional, pada tahun 1920, IR mulai ada di kampus yang berlokasi di London ini.
Dikatakan unik karena IR suatu disiplin yang isinya komprehensif, banyak hal yang harus dipelajari dan dilahap oleh penstudi IR, mulai dari politik dasar, filsafat, ekonomi, sosial budaya, ekonomi hingga hukum. Basisnya nasional dan internasional, bisa dibilang, belajar IR mau nggak mau harus tahu banyak hal, kalau tidak hanya bisa melongo dan menjadi pendengar setia. Karena sifatnya yang cendrung general, salah satu dosen saya menyebut IR sebagai ilmu sampah, dikatakan demikian karena isi IR adalah hasil comotan dari rumpun ilmu-ilmu lain seperti politik, hukum, ekonomi, sosial budaya. Pada dasarnya, IR merupakan studi tentang interaksi aktor-aktor lintas bangsa dan negara. IR memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki bidang ilmu lain, hanya IR yang disiplin yang membekali penstudinya dengan skill diplomasi dan negosiasi, sehingga tidak mengejutkan jika banyak output IR yang menjadi diplomat handal, negarawan besar dan manusia-manusia supel di banyak profesi.
Mungkin ada yang bertanya, siapa sosok akademisi IR? Ada banyak, di antaranya Thomas Hobbes, Machiavelli, Immanuel Wallerstein, Immanuel Kant, Han. J Morgenthau, Kenneth Waltz, Stephan M Walt, Barry Buzan, adalah ilmuwan-ilmuwan IR yang begitu filosofis. Kalau ada akademisi, terus siapa praktisi IR yang familiar? Ada banyak juga, namun yang harus diketahui perintis pertama praktisi IR modern adalah Woodrow Wilson, seorang akademisi, Presiden ke 28 Amerilka Serikat, pencetus berdirinya Liga Bangsa-Bangsa (National League/LBB) yang kemudian bermetamorfosis menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations/PBB). Selain Woodrow Wilson, Praktisi IR yang terkenal lainnya adalah Nikita Kruschev, John F Kennedy, Winston Churcill, dan bahkan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Indonesia menurut saya juga tergolong praktisi IR yang handal. Secara klasik, praktisi IR memang selalu diperankan oleh negara dengan Kepala Negara dan Diplomat-diplomat resmi suatu negara. Dalam konteks sekarang, dengan globalisasi yang tiada batas, siapapun bisa menjadi praktisi IR, tidak harus menjadi diplomat formal sebagai kepanjangan tangan suatu negara, menjadi aktivis, pengusaha internasional dalam bidang-bidang yang diminati juga bisa dikatakan praktisi IR.
Dikatakan unik karena IR suatu disiplin yang isinya komprehensif, banyak hal yang harus dipelajari dan dilahap oleh penstudi IR, mulai dari politik dasar, filsafat, ekonomi, sosial budaya, ekonomi hingga hukum. Basisnya nasional dan internasional, bisa dibilang, belajar IR mau nggak mau harus tahu banyak hal, kalau tidak hanya bisa melongo dan menjadi pendengar setia. Karena sifatnya yang cendrung general, salah satu dosen saya menyebut IR sebagai ilmu sampah, dikatakan demikian karena isi IR adalah hasil comotan dari rumpun ilmu-ilmu lain seperti politik, hukum, ekonomi, sosial budaya. Pada dasarnya, IR merupakan studi tentang interaksi aktor-aktor lintas bangsa dan negara. IR memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki bidang ilmu lain, hanya IR yang disiplin yang membekali penstudinya dengan skill diplomasi dan negosiasi, sehingga tidak mengejutkan jika banyak output IR yang menjadi diplomat handal, negarawan besar dan manusia-manusia supel di banyak profesi.
Mungkin ada yang bertanya, siapa sosok akademisi IR? Ada banyak, di antaranya Thomas Hobbes, Machiavelli, Immanuel Wallerstein, Immanuel Kant, Han. J Morgenthau, Kenneth Waltz, Stephan M Walt, Barry Buzan, adalah ilmuwan-ilmuwan IR yang begitu filosofis. Kalau ada akademisi, terus siapa praktisi IR yang familiar? Ada banyak juga, namun yang harus diketahui perintis pertama praktisi IR modern adalah Woodrow Wilson, seorang akademisi, Presiden ke 28 Amerilka Serikat, pencetus berdirinya Liga Bangsa-Bangsa (National League/LBB) yang kemudian bermetamorfosis menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations/PBB). Selain Woodrow Wilson, Praktisi IR yang terkenal lainnya adalah Nikita Kruschev, John F Kennedy, Winston Churcill, dan bahkan Ir. Soekarno, Presiden Pertama Indonesia menurut saya juga tergolong praktisi IR yang handal. Secara klasik, praktisi IR memang selalu diperankan oleh negara dengan Kepala Negara dan Diplomat-diplomat resmi suatu negara. Dalam konteks sekarang, dengan globalisasi yang tiada batas, siapapun bisa menjadi praktisi IR, tidak harus menjadi diplomat formal sebagai kepanjangan tangan suatu negara, menjadi aktivis, pengusaha internasional dalam bidang-bidang yang diminati juga bisa dikatakan praktisi IR.
0 Response to "Sekilas IR dan Tokohnya"
Post a Comment