Dari perjalanan saya ke kampus UI Depok beberapa waktu lalu, selain danau, ada sisi lain yang membuat saya terkesan dengan UI Depok, hal itu adalah perpustakaannya yang begitu megah. Saya tidak membuang percuma waktu, setelah puas dengan danau saya putuskan untuk langsung ke perpus termegah se Asia Tenggara ini. Eits, tapi gak bisa asal masuk, saya mesti ngantri dan membayar tiket masuk pengunjung. Sebelum ditagih bayaran, petugas perpus sempat bertanya apakah saya mahasiswa UI? Saya jawab saja: ''oh bukan, kebetulan yang jadi mahasiswa sini adik saya, saya hanya main kesini.'' Uang lima ribu rupiah lantas saya bayarkan untuk mendapatkan tiket masuk perpus yang berlaku selama sehari.
PARADIGMA/ZAHIR ALFATIH |
Dari saking nyamannya, waktu berjalan begitu cepatnya, seakan tak terasa sudah sekian jam di dalam perpus terbesar dan termegah se Asia Tenggara ini. Kalau tidak karena lapar dan terbentur aturan jam kunjungan, ingin rasanya berlama-lama di dalam perpus. Namun begitu, saya harus keluar perpus untuk makan, istirahat dan persiapan pulang. Uniknya, ketika saya hendak keluar saya sempat bertemu dengan salah satu mahasiswa UI jurusan Sastra Inggris, waktu itu dia semester lima, asalnya Magelang. Saya iseng saja, nawarin ke dia, kira-kira mau tidak kalau saya ajak interview, ya saya jelasin buat dokumentasi perjalanan, saya ditakdirkan bisa main dan berkunjung ke perpustakaan UI Depok. Secara diplomatis mahasiswa tersebut menjawab kalau ia bersedia untuk saya wawancara. Inti wawancara saya gak lebih hanya basa-basi dan pengen tahu komentar dan perspektif dia tentang perpus UI Depok. Buat anda yang hobi baca, nulis, riset, merenung, berkunjung ke perpustakaan UI Depok sangat direkomendasikan sekali. Penasaran? Coba saja.
0 Response to "Tentang Perpustakaan UI Depok"
Post a Comment