PARADIGMA/ZAHIR ALFATIH |
Mereka mengajak saya untuk menemani mereka ke Kemenlu, mereka berkilah tidak tahu lamat dan rute jalan menuju Kemenlu, saya bilang saja, kebetulan saya tahu, mari saya antar. Enaknya nganter mereka adalah saya bisa keliling Jakarta pakai mobil pribadi mereka. Jadi, meskipun masih terjebak macet, ya lumayan juga daripada desak-dedakan naik Busway. Setelah berjuang melawan macetnya Jakarta akhirnya sampai juga di halaman parkir Kemenlu. Segera setelah parkir mobil, kami berbegegas masuk ke ruang dalam Kemenlu meski harus melewati serangkaian prosedur seperti detector dan menyerahkan identitas pengenal. Di dalam kami harus menuggu di ruang tunggu tamu sampai ada petugas atau pegawai yang bersangkutan menemui kami. Setelah beberapa lama, akhirnya ketemu juga dengan petugas yang dimaksud. Kawan panitia penyelenggara peringatan KAA menyampaiakan apa yang menjadi keperluan, menyerahkan berkas yang mesti diberikan. Dan sore itu mission accomplished.
Saya pun dianter mereka ke tempat tujuan saya, kebetulan tujuan saya ketika itu adalah Jalan Salemba Raya. Sengaja saya menuju kesini, karena saya bermaksud untuk istirahat, shalat dan bermalam disni. Di Salaemba Raya ada Kampus Kedokteran UI dan Program Pasca Sarjana, disini juga ada Masjid ARH At-Tauhid. Di masjid inilah saya berteduh. Setelah menghadap takmir masjid saya diizinkan oleh pengurus takmirnya bermalam di masjid UI Salemba, singkat cerita, setelah semalaan nginap di masjid Salemba UI, paginya, tepat setelah mandi dan menunaikan shalat shubuh saya lansung berbegegas ke stasiun Cikini dengan diantar bajaj. Sesampai disana saya sudah ditunggu adik saya yang baru datang dari kampung halaman untuk kemudian menuju kampus UI Depok.
Tujuan perjalanan saya hari itu adalah ingin main ke kampus UI Depok, benar saja, hari itu saya bersama adik saya ditakdirkan naik comuter line yang sama menuju stasiun Pondok China, stasiun yang menjadi akses keluar masuknya orang yang akan ke kampus UI Depok. Dari stasiun Pondok Cina saya dianter adik saya masuk ke bagian depan kampus UI Depok, namun tidak sampai kedalamnya. Selebihnya saya disuruh kedalam sendiri, dia mau baru-buru ke kosnya untuk mandi dan istirahat. Yasudah saya masuk saja ke dalam area kampus. Perlahan tapi pasti luasnya kampus UI Depok yang berhektar-hektar harus saya pangkas menjadi pendek, saya langsung ke objek-objek kampus yang saya anggap menarik. Ada beberapa objek yang saya anggap penting untuk disinggahi. Antara lain; Danau UI, disini saya cukup terhibur, danau ini begitu indahnya, di sebelah kanan kirinya berdiri bangunan-bangunan kampus seperti balairung, masjid jami`, perpustakaan, kantin, dan area ruang publik lain yang sangat tertata rapi. Di sekitar danau juga, ketika hari libur banyak pengunjung yang memancing, terlepas dari cerita mistis danau ini dan ditemukannya jasad mahasiswa MIPA UI yang tewas mengambang di danau ini beberapa lama setelah saya main ke UI Depok, danau ini terlihat begitu eksotisnya sebagai destinasi wisata pendidikan yang terjangkau. Anda penasaran? Luangkan waktu, main saja ke UI Depok.
0 Response to "Sepenggal Kisah Perjalanan dan Sisi Lain UI Depok"
Post a Comment