Korupsi adalah musuh nyata yang saat ini mengancam siapapun, saya berani memastikan bahwa dunia termasuk Indonesia yang kita cintai dewasa ini benar-benar darurat korupsi. Negeri yang melimpah kekayaan alam ini tidak kunjung putus dari penyakit kronis korupsi, indkatornya apa? Banyak, yang paling tampak adalah mentalitas sebagian pejabat Indonesia rentan rapuh, tergoda, dan cendrung masuk angin. Menurut data riil yang saya himpun dari KOMPAS, tercatat ada sembilan Menteri, 19 Gubernur, 44 anggota DPR, dua mantan Gubernur BI, dan empat ketua umum partai yang dipenjara akibat korupsi (Kompas,03/12/15). Selain data di atas, baru-baru ini Indonesia juga dikejutkan dengan skandal ''Papa Minta Saham'' yang berujung pada harus mundurnya seorang politikus dari kursi Ketua DPR RI. Ia terbukti mencatut nama Presiden dan Wapres untuk meminta saham sebesar 20 persen dari PT Freeport Indonesia terkait pemulusan perpanjangan kontrak karya Freeport yang sampai saat ini pun Presiden belum mau mengambil sikap.
Inilah fakta nyata kondisi Indonesia, banyak pemangku kepentingan yang tidak amanah, rawan menyelewengkan wewenang, dan mudah terbutakan olah rayuan dunia. Sedikit-sedikit sogok dan suap, tidak peduli tindakannya ketahuan atau tidak, yang ada di benaknya, kepentingan sampai dan terpuaskan. Ini manusia macam apa namanya? manusia bajingan dan berengsek barangkali jawabannya. Manusia bertipe bajingan ini sering kita temui, khususnya ketika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berhasil melakukan operasi tangkap tangan, tidak sedikit yang tertangkap tangan melambai-lambaikan tangan, tersenyum ceria sekalipun ada juga yang menutup muka dengan baju dan tangan.
Tidak hanya Indonesia, dunia pun saat ini juga darurat korupsi, terkuaknya skandal korupsi yang melibatkan petinggi Federasi Sepak Bola Dunia dan Eropa (FIFA dan UEFA) beberapa waktu lalu yang berujung pada vonis larangan aktivitas di dunia bola selama 8 tahun bagi Presiden FIFA Sepp Blater dan Presiden UEFA Michael Platini adalah bukti konkret dunia benar-benar darurat korupsi. Manusia gampang terpengaruh rayuan, iming-iming, dan kepuasan materi. Padahal taruhannya adalah kredibilitas diri dan reputasi hidup. Sekali terlibat dan terbukti korup, selamanya akan dikenang sebagai pribadi korup. Mestinya, setiap kita berpikir akan hal ini, di mana pilihannya hanya ada dua; menjadi manusia bermental korup dengan konsekuensi tidak memiliki kredibilitas dan harga diri atau menjadi manusia bermental bersih, pengabdi, dikenang dunia akhirat sebagai pribadi berdedikasi meski taruhannya nyawa? Ayo berani milih mana? Ingat, Indonesia dan bahkan dunia saat ini sedang darurat korupsi. Anda mau ikut menjadi barisan pendukung korupsi atau milih memeranginya? Ask your self!
0 Response to "Darurat Korupsi"
Post a Comment