Menjadi pahlawan sedianya merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi yang mampu memerankannya. Banyak pahlawan lahir dari proses yang tidak biasa, ia rela menempuh jalan berliku, curam, penuh tanjakan bahkan hal-hal ekstrem lainnya hanya untuk mempersembahkan dedikasi terbaiknya untuk kepentingan yang lebih luas. Ia rela membuang kepentingan diri untuk sebesar-sebesarnya kepentingan orang lain. Cerita superhero selalu saja lahir dari suatu kondisi yang sangat memilukan sehingga mendorong lahirnya kestaria-kesatria sejati yang rela mengorbankan tenaga, pikiran, harta, bahkan nyawa sekalipun. Kisah heroik pertempuran 10 November di Surabaya yang saban tahun diperingati adalah peristiwa luar biasa yang melahirkan pahlawan-pahlawan sejati yang patut dikenang dan diteladani.
Memperingati Hari Pahlawan tersebut, saya berkesempatan masuk ke kelas VI Sekolah Dasar untuk berbagai sesuatu seputar makna kepahlawanan. Sangat membahagiakan ketika saya bisa bertanya kepada para siswa perihal apa dan siapa pahlawan itu? Ada yang malu-malu menjawab, ada juga yang mencoba menjawab dengan bahasa yang terbata-bata. Saya pun menyempurnakan jawaban mereka dengan menjelaskan bahwa pahlawan adalah orang yang memiliki jasa dan manfaat yang besar. Ia sosok yang mau memberikan apapun demi kebaikan yang lebih luas. Namun, saya juga tidak lupa menyampaikan bahwa pahlawan itu ada dua macam; yaitu pahlawan sejati dan pahlawan kesiangan.
Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak mau pamrih, ia tulus, ikhlas dan apa adanya. Saya menganalogikan bahwa sosok pahlawan sejati itu seperti matahari yang rela memberikan segalanya untuk semesta tanpa mengharapkan balasan. Sebelum saya melanjutkan, saya sengaja bertanya; tahukah adik-adik pahlawan kesiangan? Mendengar kata pahlawan kesiangan tidak sedikit mereka yang tertawa, dan bahkan ada juga yang menjawab pahlawan kesiangan adalah pahlawan yang ketinggalan. Saya pun ikut menambahi ketinggalan kereta ya? Hehe..Ternyata mereka pun ikut tertawa. Saya menjelaskan sosok pahlawan kesiangan adalah pahlawan yang penuh kepalsuan, ia bekerja dan berdarma dengan pamrih. Ia berbuat sesuatu hanya ingin dipuja, dipuji dan mengharapkan imbalan. Saya sampaikan kepada mereka, jadilah pahlawan sejati yang memberikan daya manfaat luas bagi semesta dan janganlah menjadi pahlawan kesiangan yang mengharapkan pamrih.
PARADIGMA/ZAHIR ALFATIH |
Pahlawan sejati adalah pahlawan yang tidak mau pamrih, ia tulus, ikhlas dan apa adanya. Saya menganalogikan bahwa sosok pahlawan sejati itu seperti matahari yang rela memberikan segalanya untuk semesta tanpa mengharapkan balasan. Sebelum saya melanjutkan, saya sengaja bertanya; tahukah adik-adik pahlawan kesiangan? Mendengar kata pahlawan kesiangan tidak sedikit mereka yang tertawa, dan bahkan ada juga yang menjawab pahlawan kesiangan adalah pahlawan yang ketinggalan. Saya pun ikut menambahi ketinggalan kereta ya? Hehe..Ternyata mereka pun ikut tertawa. Saya menjelaskan sosok pahlawan kesiangan adalah pahlawan yang penuh kepalsuan, ia bekerja dan berdarma dengan pamrih. Ia berbuat sesuatu hanya ingin dipuja, dipuji dan mengharapkan imbalan. Saya sampaikan kepada mereka, jadilah pahlawan sejati yang memberikan daya manfaat luas bagi semesta dan janganlah menjadi pahlawan kesiangan yang mengharapkan pamrih.
0 Response to "Membangun Paradigma Kepahlawanan "
Post a Comment