Bahagia, kata yang sering kita dengar dan mudah diucapkan, namun apa sesungguhnya esensi dari bahagia itu sendiri? Saya melalui tulisan ini hanya sekedar ingin berbagi pandangan tentang makna bahagia dari sudut pandang empiris. Secara riil, makna bahagia sangat relatif bergantung manusia yang memandangnya. Ada yang memandang bahagia jika memiliki banyak uang, harta benda melimpah, bisa gonta-ganti pasangan, menduduki posisi jabatan penting, dan sebagainya. Namun adapula jenis manusia yang memandang bahwa ia bahagia jika ia merasa kecukupan dengan apa yang dianugerahkan Tuhan, tidak terlilit hutang, tidak terikat ruang waktu, tidak berurusan dengan hukum, bisa memberi dan berbagi apapun yang ia miliki, sekalipun hanya sebatas ide, pengalaman, ilmu dan saran. Di antara dua jenis di atas, dimanakah posisi kita? Tanyalah pada diri masing-masing. Jika tidak tahu juga, tanyalah pada rumput yang mungkin masih bergoyang-goyang.
Konsep bahagia sejatinya cukup sederhana, bahagia itu dari dalam, ia tidak bisa dibuat-buat, orang yang bahagia dan tidak bahagia bisa dilihat dari pancaran sinar auranya. Manusia bahagia biasanya ceria, lepas, santai, senyumnya lembar mengembang, dan ia apa adanya. Sebaliknya, manusia tidak bahagia ciri-cirinya mudah gusar, galau, seperti dikejar-kejar sesuatu, bicaranya tidak lepas, murung, merasa terbebani dan hatinya selalu tidak tenang. Percaya atau tidak inlah gambaran umumnya.
Bagi saya pribadi, bahagia itu jika kita nyaman, hati tenteram, bisa tersenyum dan bergerak lepas, tidak tertekan, dapat berbagi sesuatu, menjadi pribadi bermanfaat yang dinikmati banyak orang, wujudnya bisa berupa apapun, yang terpenting masih dalam koridor positif. Selain hal-hal tersebut, penting untuk disadari bahwa kebahagiaan akan semakin bertambah jika kita bisa membuat orang lain merasa bahagia, menjadikan orang lain bahagia bisa jadi merupakan puncak dari kebahagiaan itu sendiri. Jangan puas bahagia sendirian, namun merasa puaslah jika bisa membuat semesta bahagia.
Bagi saya pribadi, bahagia itu jika kita nyaman, hati tenteram, bisa tersenyum dan bergerak lepas, tidak tertekan, dapat berbagi sesuatu, menjadi pribadi bermanfaat yang dinikmati banyak orang, wujudnya bisa berupa apapun, yang terpenting masih dalam koridor positif. Selain hal-hal tersebut, penting untuk disadari bahwa kebahagiaan akan semakin bertambah jika kita bisa membuat orang lain merasa bahagia, menjadikan orang lain bahagia bisa jadi merupakan puncak dari kebahagiaan itu sendiri. Jangan puas bahagia sendirian, namun merasa puaslah jika bisa membuat semesta bahagia.
0 Response to "Makna Bahagia"
Post a Comment